Idris Ikuti Rakor Review Mission (Jerman) Forest Programme IV

2enam.com, Mamuju : Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Dalam Rangka Review Mission (Jerman) Forest Programme IV Watershed Mamasa-Sulawesi, yang berlangsung di Rujab Sekprov Sulbar, Kamis 16 Juni 2022.

Pada kesempatan itu, atas nama Pemprov Sulbar, Sekprov Sulbar Muhammad Idris ucapkan terima kasih atas program yang baik dan dukungan dari balai, tentunya khusus untuk National Project Management Unit (NPMU) yang sudah dijalankan bersama di provinsi ini.

“Thank you for attention today Mr. Sebastian, harapan kami di Sulbar program ini bisa berkelanjutan, karena kalau dibanding Sulsel, Sulbar ini kami memikul beban jauh lebih berat pasca pemisahan kami dengan sulsel. Di Sulbar 63 persen adalah semuanya hutan dan hutan ini tidak bisa di apa-apakan, karena bisa beresiko terputus tata kelola lingkungan hidup di dalamnya,”ungkap Idris

Idris menjelaskan, Forest Programme IV adalah bentuk perhatian manusia terhadap pelestarian lingkungan. Namun sayangnya permasalahan-permasalahan klasik yang ada di Sulbar masih menjadi kendala, seperti fiskal yang rendah sebesar Rp. 2,1 Triliun, dibanding dengan provinsi lain dan ketersediaan SDM yang tidak cukup.

Dia juga menjelaskan, Sulbar menjadi daerah yang secara nasional sudah dideklir menjadi daerah yang sangat rawan bencana di Indonesia. Indeks kebencanaan tertinggi di Indonesia itu menempatkan Sulbar menjadi Nomor 1.

“Hal tersebut sangat berhubungan dengan program lingkungan ini, karena bencana di Sulbar tidak hanya gempa bumi tetapi yang paling banyak adalah banjir. Oleh karenanya hal itu harus menjadi catatan serius,”imbuhnya

“Tidak hanya di Mamuju saja, tapi hampir di seluruh daerah terutama Pasangkayu dan daerah-daerah ini sangat rentan, termasuk juga di Mamasa. Saya kira di Mamasa adalah pusat tempat kita untuk mengandalkan penyelamatan lingkungan dan Saya kira program ini sudah sangat benar. Pas betul kalau kita kloning khusus untuk Mamasa dan Sub DAS Mamasa untuk kita perhatikan,”sambungnya

Direktur Rehabilitasi Hutan, Nicholas Nugroho Surjobasuindro mengatakan, kedatangannya di periode ini berkaitan dengan misi mereka untuk memantau dan memonitor kemajuan pelaksanaan kegiatan yang di support oleh KfW kegiatan lokusnya ada di dua provinsi yaitu Sulbar dan Sulsel. Lokus terbesar memang karyawannya ada di Sulbar, yakni kurang lebih ada 75 persen dari luas area yang akan dilaksanakan untuk program ini dan itu berada di Sulbar.

“Inilah yang menjadi concern kita dan concern KfW untuk mendukung upaya-upaya penyelamatan lingkungan, untuk memperpanjang umur operasional dari PLTA Bakaru yang sangat esensial bagi penyedia listrik di wilayah Sulbar,”kata Nicholas

Untuk diketahui, Forest Programme IV terselenggara atas kerjasama bilateral antara Pemerintah Republik Federal Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia, yang merupakan program berbasis kehutanan dalam rangka dukungan pembiayaan Jerman melalui KfW (Kreditanstalt fur Wiederaufbau) Bank pembangunan milik Negara Jerman.

Program itu melengkapi program Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakaru II, yang didukung KfW dengan pelaksana PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), bertujuan untuk mempromosikan sumber daya energi yang terbarukan dan berkelanjutan.

(Ayu)

Komentar