Final Aqua Danone Nation Club 2016 SSB Mitra Manakarra Peringkat ke 11.

Jakarta, Sulbar136 views

2enam Mamuju. JAKARTA Final Aqua Danone Nation Cup 2016 resmi dibuka Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta, Firmansyah, Sabtu 23 Juli pagi lalu dengan ditandai pelepasan balon gas keudara, di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta.

Setelah dilakukannya seremoni pembukaan, panitia langsung memulai babak penysihan dimana SSB Mitra Manakarra Mamuju, menjadi pemain pertama melawan tim asal Papua karena berada di grup A bersama dua tim lainnya seperti DKI 2 dan Sumatra Utara.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, babak penyisihan ini akan menyaring hanya satu tim saja yang akan berangkat ke Prancis, untuk itu mereka bersaing kuat agar bisa memperoleh mimpi dan berangkat ke negara tersebut menyelesaikan babak selanjutnya.

Marketting Manager Aqua Danone, Gistang Panutur, dalam pemaparan kepada seluruh tim menyatakan bahwa semua yang hadir dalam final Aqua DNC 2016 ini adalah pemenang meskipun nantinya akan ada satu juara.

“Bukan masalah juara, namun semua disini adalah pemenang karena meskipun tidak menjadi juara dalam ajang ini namun semua dari kalian bisa memiliki kesempatan untuk  menang dan meniti karir dalam bidang olahraga sepak bola, jadi ayo raih mimpi kalian,” ucapnya.

Lebih lanjut disampaikan Gistang, siapapun juara AQUA DNC 2016 kali ini, akan berkesempatan untuk bermain di Stade de France, stadion legendaris terbesar ke 6 di Eropa yang telah menjadi saksi pertandingan-pertandingan bersejarah skala internasional.

Sebagai pemain, perdana dalam babak penyisihan, SSB Mitra Manakarra mampu menekuk Tim asal Papua dengan skor akhir 1-0 buah hasil dari kekompakan yang dibangun dan diciptakan Muh Anas (11) di Menit kedelapan.

Beberapa jam setelah makan siang, Anak-anak Sulbar yang didampingi pelatih muda, Edy Syam ini kembali turun ke lapangan hijau sekira pukul 13.00 dan berhadapan dengan tim yang dianggap kuat yang juga merupakan tim tuan rumah, DKI 2.

Menghadapi DKI 2 pada laga kedua babak penyisihan nampak megangkan karena sikulit bundar lebih banyak bermain diwilayah pertahanan SSB Mitra Manakarra. Namun, memanfaatkan serangan balik, anak-anak Sulbar ini mampu unggul lebih awal dengan satu gol dari kaki Muh Anas (11).

Sayangnya, hanya berselang beberapa menit saja, SSB Mitra Manakarra harus menerima sanksi dari wasit berupa tendangan pinalti atas pelanggaran yang dilakukan Syahrul (2) dengan sengaja menjatuhkan pemain sayap kiri dari DKI 2.

Tendangan pinalti yang dieksekusi oleh ujung tombak DKI 2 itu tak mampu ditepis gawang SSB Mitra Manakarra, dan akhirnya bola bersarang digawang Mitra Manakarra membuat kedudukan berubah menjadi imbang 1-1. Pertandingan yang dilaksanakan dengan durasi 1 kali 15 menit ini berakhir degan skor tersebut.

Hasil imbang tersebut menjadi bahan koreksi bagi beberapa pelatih SSB Mitra Manakarra yang ikut mendampingi anak-anak berprestasi ini ke ibukota negara. Dipimpin Manager tim, Febrianto Wijaya menjelaskan kekurangan-kekurangan pertahanan dan trik merampas bola dari lawan sehingga berbuah pinalti.

Setelah dijamu tim tuan Rumah, Mitra Manakarra masih akan berlaga melawan tim Sumut yang juga masuk dalam grup A. Laga ini adalah akhir dari babak penyisihan untuk grup A. Sehingga para pelatih SSB Mitra Manakarra terus memotivasi anak-anak binaannya untuk tetap semangat dan menjaga kekompakannya melawan tim Sumut.

Entah faktor lelah atau yang lain, tensi permainan yang dibangun anak-anak dari provinsi ke 32 ini jauh lebih rendah dari pada laga sebelumnya, sehingga mereka harus menelan kekalahan dengan skor 0-2, kemenangan diraih Sumut.

Usai laga penyisihan di grup A, panitia pelaksana langsung mengumumkan yang lolos masuk putaran selanjutnya, atau delapan besar adalah Sumut dan Papua.

Mendengar hasil tersebut, nampak kekecewaan terpancar dari raut wajah anak-anak Sulbar ini, melihat pemandangan tersebut, Febrianto langsung mengumpulkan anak-anak binaannya dan memberikan semangat serta motivasi.

“Halo…Halo… semua perhatikan saya, namanya ini pertandingan tentu ada yang kalah dan menang, tapi ingat kalian itu sudah menjadi yang terbaik. Apa yang selalu saya katakan sama kalian, ingat tidak… Kalau kalah harus tetap semangat, kalau menang janngan apa…? jangan sombong,” ujarnya mengalihkan kekecawaan tersebut.

Dikatakan Febrianto meskipun tiga tim pada grup A mengantongi 4 poin, termasuk SSB Mitra Manakarra, tetapi timnya tersebut lebih banyak kebobolan gol.

“Memang anak-anak juga dapat empat poin tapi Sumut keluar juara grup, karena lebih banyak golnya, dan papua, sebagai runur up grup A dengan empat point karena mereka hanya kebobolan 1 gol saja, sementara kita pada babak penyisihan kebobolan dua gol, sehingga papua yang masuk delapan besar,” ungkapnya.

Meski tak mampu masuk dalam posisi delapan besar, SSB Mitra Manakarra masih tetap berlaga pada hari terakhir, Minggu 24 April, untuk memperebutkan peringkat sembilan hingga peringkat 12.Pagi kemarin anak-anak Sulbar ini kembali turun dilapangan hijau bertemu dengan tim tetangga, Sulawesi Selatan. Melawan Sulsel, Mitra Manakarra dibobol dua bola tanpa balasan.

Setelah istirahat beberapa jam, anak-anak Sulbar kembali menyelesaikan laga terakhir dengan menang telak 4-0 dari tim Bangka Blitung. Empat bola yang diciptakan Fadel (10) dan Edgar (11) masing-masing 2 gol.

Pelatih SSB Mitra Manakarra, M. Irfan menyampaikan, mendapat posisi 11 pada final Danone Nation Cup 2016, merupakan hal yang luar biasa diberikan anak-anak Mamuju ini.

“Ini pertama kalinya kita lolos ke final, dan sehingga ini persembahan yang cukup luar biasa, saya salut buat adek-adek yang telah berjuang mulai dari seleksi tingkat kabupaten, provinsi bahkan pada seleksi regional Sulawesi, hingga kini mampu masuk di final dengan skala nasional,” ucapnya.

Kedepannya, SSB Mitra Manakarra, akan lebih memperketat seleksi dari beberapa kabupaten agar bisa lebih kuat dan mendapat bibit-bibit pemain bola yang mampu bersaing dtingkat nasional.

“Ini sebuah pelajaran yang sangat berharga, melihat kekuatan dari 15 tim lainnya yang mampu masuk dalam final ini dapat kita tahu seperti apa standarisasinya pemain-pemain yang diturunkan,” lanjut Irfan.

Pelatih yang membina beberapa pemain muda termasuk Maldini pali ini juga mengungkapkan, semangat anak-anak juga sangat ditentukan dari jam terbangnya mengikuti kompetisi serta, dukungan moril dari sorak-sorak suporter yang ada dilokasi.

“Jujur kita di Sulbar sangat jarang mengikuti turnamen untuk usia 10 hingga 12 tahun, dan kita juga sangat kurang supporternya, hanya berapa saja orang tua dan keluarga anak-anak yang ikut memberikan sorakan-sorakan sebagai penyemangat untuk anak-anak. Daerah yang lain terlihat ramai supporternya, karena beberapa dibantu pemerintah pemberangkatannya, beda dengan kita jalan sendiri-sendiri,” ungkapnya lagi.

Untuk memperkuat penampilan para juara dalam laga final pada 23-24 Juli 2016 di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta. Danone AQUA kembali menggandeng Jacksen F. Tiago sebagai pelatih tim AQUA DNC Garuda Muda untuk membantu anak-anak Indonesia, mewujudkan mimpi ke prancis. (LD*)

Komentar