Den Suryadi Salama, SE. KEPEMIMPINAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

Opini239 views

                              OPINI : KEPEMIMPINAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN

                                                                                           GOOD GOVERNANCE

 Good governance merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik. Masyarakat menuntut kepada Pemerintah untuk mewujudkan dan melaksanakan good governance. Untuk mewujudkan good governance diperlukan reformasi kelembagaan (institusional reform) dan reformasi manajemen publik (public management reform). Reformasi kelembagaan menyangkut pembenahan seluruh alat-alat Pemerintahan, baik struktur maupun infrastrukturnya. Kunci reformasi kelembagaan tersebut adalah pemberdayaan masing-masing elemen, yaitu masyarakat umum sebagai stakeholders, Pemerintah sebagai eksekutif dan lembaga perwakilan sebagai shareholder. Sedangkan reformasi manajemen sektor publik, terkait dengan perlunya digunakan model manajemen Pemerintahan yang baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman, karena perubahan tidaklah sekedar perubahan paradigma namun juga perubahan manajemen.  Kondisi ini akan berdampak pada kinerja dari aparatur birokrasi yang sesuai dengan harapan dari masyarakat, pada akhirnya akan menimbulkan trust kepada aparatur birokrasi tersebut. Hal inilah yang akan menjadikan negara maju dalam hal pelayanan kepada publik dan melahirkan birokrasi yang bersih, akuntabel dan transparan.

Upaya  mewujudkan birokrasi yang bersih, akuntabel dan transparan hanya dapat dilaksanakan apabila kita memiliki kemampuan kemimpinan birokrasi yang baik dalam meningkatkan pelayanan kepada publik, kepemimpinan birokrasi yang mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat adalah wujud kepimpinan birokrasi yang diperlukan dalam mewujudkan good governance. Kepemimpinan dalam perspektif komunikasi adalah suatu kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi orang-orang supaya dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan itu, Haiman menyatakan, “kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dalam proses interaksi melalui pembicaran ataupun melalui prilaku orang lain”. .  Berdasarkan definisi ini dapat kita lihat posisi pemimpin adalah posisi yang paling fundamental dalam suatu struktur organisasi pemerintahan, kemampuan komunikasi dan pemberdayaan anggota merupakan kunci keberhasilan pemimpin dalam memberikan pengaruhnya dalam mewujudkan segala program yang dimilikinya.

Di era sistem pemerintahan desentralisktik sekarang ini. Persoalan pemerintahan yang paling sering disoroti adalah mengenai birokrasi pelayanan publik. Persoalannya timbul dari proses perekrutan jabatan yang tidak sesuai prosedur yang tidak memperhatikan kapasitas, kapabilitas, dan akuntabilitas dalam bidang kerjanya, sehingga tidak menguasai tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat yang memegang amanah jabatan. Hal ini disebabkan oleh karena penempatan pejabat eselon II dan III, bukan berdasarkan pendidikan dan latihan penjenjangan kerier, tetapi lebih ditentukan oleh tim sukses kemenangan pimpinan daerah setempat. Pelayanan birokrasi yang terjadi didaerah tidak mampu mengimbangi perkembangan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang  cepat, tepat, efektif dan efisien, bahkan dalam sistem pelayanan publik modern menuntut para birokrat melakukan pelayanan prima pada publik.

Keberhasilan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimilikinya,  ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan kepemimpinan dalam membangun birokrasi di Indonesia, Pertama, Teori yang menjelaskan asal muasal pembentukan pemimpin, Kedua, beberapa tipe-tipe Pemimpin, Ketiga, ciri kepemimpinan dalam mencapai tujuan, Keempat teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya pemimpin, dan terakhir, Kelima, motivasi dan kedisiplinan. Saliman, dalam artikel kepemimpinan yang berjudul “ Kepemimpinan, Konflik dan Strategi penanggulanganya ”, menyebutkan ada tiga teori yang menjelaskan asal muasal pemimpin : pertama, Teori Genetis, teori ini menyatakan pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan lahir sebagai pemimpin, dan sudah ada sejak dia lahir, yang sudah ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin. kedua, Teori sosial, teori ini menyatakan seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu saja, teori ini menjelaskan setiap orang dapat menjadi pemimpin. ketiga, Teori ekologi, teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori diatas, menyatakan bahwa seseorang sukses sebagai pemimpin sejak lahir sudah memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, dan juga karna tuntutan ekologi/lingkungan.

Selain teori di atas beberapa tipe kepemimpinan juga dapat mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin suatu birokrasi pemerintahan, Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas :pertama, Tipe Kharismatik, tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut dalam jumlah besar, kesetian dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. kedua, Tipe Paternalistik, tipe pemimpinan dengan sifat-sifat antara lain, menganggap bawahannya belum dewasa, bersikap terlalu melindungi, jarang member kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan, dan selalu bersikap serba tahu.ketiga, Tipe Otoriter, pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut, pemimpin organisasi sebagai miliknya, pemimpin bertindak sebagai diktator, cara menggerakkan bawahan dengan ancaman atau paksaan.keempat, Tipe Militeristik, dalam tipe ini pemimpin mempunyai sifat-sifat yang menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku, lebih banyak menggunakan sistem pemerintahan, menghendaki keputusan mutlak dari bawahan, formalitas yang berlebihan, tidak menerima saran dan kritikan dari bawahan dan sifat komunikasi yang sepihak.kelima, Tipe Demokrasi, tipe demokrasi mengedepankan sistem kerjasama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan, kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun

Dari beberapa tipe pemimpin yang dijabarkan oleh Kartini Kartono dalam penjelasannya di atas maka dapat disimpulkan tipe kepemimpinan yang terbaik adalah perpaduan Tipe Kharismatik dan Tipe Demokrasi, kedua tipe kepimpinan tersebut  sangat ideal untuk diterapkan dalam prinsip birokrasi dan good governance, tipe demokrasi, memberikan peluang bagi para bawahan untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam memajukan birokrasi pemerintahan, komunikasi yang dibangun adalah komunikasi dua arah yang terjalin diantara atasan dan bawahan, dengan mempertimbangkan prinsip demokrasi dalam memimpin suatu organisasi pemerintahan maka dengan sendirinya tipe kharismatik tersebut timbul dari sosok individu pemimpin yang dapat memberikan kepercayaan kepada bawahan terhadap setiap tindakan dan program yang akan dikerjakan dengan arif dan bijaksana.

Seorang pemimpin juga harus bisa memberikan motivasi, hal ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan semangat kepada para bawahan dalam pencapaian target yang diharapkan. Menurut Malthis motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kegiatan yang dapat mendorong perilaku manusia dalam mencapai tujuan tertentu. Hal ini harus dimiliki pemimpin dalam memberikan motivasi kepada bawahannya. Pemimpin harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam mencapai tujuan.  Adapun kelebihan yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut James A. Lee dalam bukunya Management Theories and Prescription, adalah: 1) kapasitas dalam bidang kecerdasan, kewasdaan, kemampuan berbicara, Facility, keahlian dan kemampuan menilai; 2) Prestasi yang meliputi bidang gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dan olahraga; 3) tanggung jawab, yaitu sifat dan karakteristik pribadi yang mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif dan punya hasrat unggul dan; 4) Partisipasi dalam arti aktif, punya sosiabilitas yang tinggi, mampu bergaul, kooperatif, mudah menyesuaikan diri, dan punya rasa humor.

Seorang pemimpin yang sering mengalami kendala dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin hal ini disebabkan kurangnya harmonisasi hubungan antara pimpinan dan bawahan sehingga sering menimbulkan konflik diantara keduanya. Dampak yang ditimbulkan adalah tidak tercapainya target dalam pelaksanaan program yang telah ditetapkan sejak awal. .  Seseorang dapat berhasil sebagai pemimpin apabila memiliki kualifikasi yang dibutuhkan, seperti: kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai, prestasi, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu, tanggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif, partisipasi aktif,stabilitas tinggi, kooperatif, mampu bergaul, dsb. Di samping syarat mutlak lain yaitu: kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. Seorang pemimpin juga harus mampu menggunakan pendekatan kepemimpinan yang tepat dalam mengambil kebijakan dalam kepemimpinannya.

Seorang pemimpin kadang menghindari terjadinya konflik, tetapi perlu disadari bahwa konflik dalam suatu organisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Dalam batas-batas tertentu konflik tidak selamanya merugikan justru sangat bermanfaat bagi penciptaan perilaku yang efektif. Oleh sebab itu perlu seni mengelola konflik, yaitu: membuat standard penilaian, menentukan masalah kontroversial dan konflik, menganalisa situasi dan evaluasi terhadap konflik, dan akhirnya pemimpin harus memilih tindakan yang tepat terhadap penyimpangan yang menimbulkan konflik. Ada beberapa strategi dalam penanggulangan konflik:

Pertama Pemecahan persoalan, sebagai anggapan dasar bahwa semua pihak mempunyai keinginan untuk menanggulangi konflik, oleh sebab itu perlu dicari ukuran-ukuran yang dapat memuaskan pihak yang terlibat  konfllik dan persoalan harus selalu dilalui dua tahappenting yaitu proses penemuan gagasan dan  pematangannya.

Kedua Musyawarah, terlebih dahulu ditentukan secara jelas apa yang menjadi persoalan. Kemudian kedua belah pihak yang sedang dalam pertikaian mengadakan pembahasan untuk mendapatkan titik pertemuan

Ketiga Peningkatan interaksi dan komunikasi, pihak-pihak yang berkonflik dapat meningkatkan interaksi dan komunikasi mereka, sehingga akan lebih mengerti dan menghargai dasar pemikiran dan perilaku pihak lain.

Keempat Koordinasi, koordinasi dapat menimbulkan konflik dan dapat juga menangani konflik. Suatu usaha koordinasi dapat menjadi salah satu sumber konflik. Karena melalui koordinasi seseorang dapat menjadi koordinator sedang yang lain berperan sebagai yang dikoordinasikan.

Empat strategi penanggulangan konflik diatas sangat cocok diterapkan  pimpinan dalam menyelesaikan persoalan birokrasi pemerintahan, hubungan  pimpinan dan bawahan sangat mendukung keberhasilan yang akan dicapai suatu intansi pemerintahan.

Kesimpulannya, Dalam hal penentuan keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin birokrasi pemerintahan,  ada lima butir keberhasilan kepemimpinan dalam birokrasi pemerintahan : Pertama, Teori yang menjelaskan asal muasal pembentukan pemimpin, Kedua, beberapa tipe-tipe Pemimpin, Ketiga, ciri kepemimpinan dalam mencapai tujuan, Keempat teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya pemimpin, dan terakhir, Kelima, motivasi dan kedisiplinan. Selanjutnya  kendala dan penyelesaian konflik dari suatu permasalahan. Setiap kebijakan dan tindakan seorang pemimpin merupakan contoh yang baik bagi para bawahannya, ketegasan mengambil keputusan serta ketelitian merupakan fungsi seorang pemimpin untuk lebih arif dan bijaksana dalam menentukan keputusan terbaik dalam penyuksesan program. Mengatur birokrasi pemerintahan, tidak cukup dengan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik, tapi yang terpenting adalah bagaimana kerjasama tim dalam memberikan kontribusi untuk menyukseskan suatu program, komunikasi yang baik menghasilkan hasil yang baik, kerjasama tim “teamwork” adalah modal pemimpin dalam menyukseskan birokrasi pemerintahan yang baik, penempatan posisi yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian merupakan tuntutan kewajiban profesionalitas pemimpin ideal dalam birokrasi pemerintahan.

 

Komentar