Kasus DBD di Sulbar Melonjak di Awal Tahun

2enam.com, Mamuju : Trend kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulbar terus meningkat. Setidaknya ada 60 persen DBD yang telah terdeteksi saat ini.

Pengelola DBD Dinkes Sulbar, Irwan Adi Putra mengatakan, kasus DBD ditemukan berdasarkan pencatatan laporan dari Puskesmas di Sulbar. Berbagai pemeriksaan kemudian dilakukan untuk memvalidasi kasus DBD tersebut.

“Teman-teman aktif dalam penemuan kasus. Kalau ada demam, langsung diselidiki dengan melakukan rapid,” ujar Irwan. Rabu 13  Februari 2024

Menurutnya, saat ini belum ditemukan obat terkait penyakit DBD. Olehnya ia meminta masyarakat turut berpartisipasi dengan menjaga lingkungan sekitar.

“Obat yang diberikan saat ini tergantung gejala. Kalau demam ya obat demam, kalau sakit kepala obat sakit kepala. Sesuai dengan gejala. Karena ini DBD palingan hanya 10-12 hari. Kalau sudah lewat masa kritisnya, muncul imunitasnya. Selanjutnya proses penyembuhan dengan menguatkan fisik. Jadi tidak da obat spesifikinya,” ungkapnya.

“Fogging tidak begitu efektif. Kita mau ada kesadaran masyarakat, biar penanganannya terus berkesinambungan,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika kasus bisa segera ditemukan, tentu risiko kematian bisa dikurangi. Dinas kabupaten juga bakal terus melakukan fogging.

“Cuman kadangkala kalau kasus sudah reda, upaya penanganan juga ikut reda. Sehingga kasus bisa naik lagi,” bebernya.

Menurutnya, semakin bervariasi masyarakatnya, potensi terkenalnya kasus semakin besar, karena terjadi imunitas silang. Olehnya kasus terbanyak terjadi di beberapa kota di Sulbar. Baik di Majene dan Mamuju.

“Musim juga berpengaruh, banyak genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya nyamuk,” ungkapnya.

 

Komentar