DTPHP Sulbar Komitmen Tingkatkan Nilai Jual Sarang Burung Walet

2enam.com, Mamuju :  Potensi Sarang Burung Walet di Sulbar sangat menjanjikan. Potensi bisnisnya cukup besar dan menjadi primadona saat ini. Optimalisasi peningkatan nilai jual sarang burung walet terus dilakukan.

Hal tersebut kemudian terus didorong Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Sulbar, dengan mendirikan Gedung Pencucian Sarang Burung Walet di Pasangkayu.

Pencucian sarang burung walet dilakukan untuk menghilangkan kotoran dan bulu yang menempel pada sarang walet tersebut.

Kepala DTPHP Sulbar, Muhtar mengatakan, produksi sarang burung walet mencapai sembilan ton per tahun dengan nilai ditaksir mencapai Rp 108 miliar per tahun. Gedung yang dibangun tersebut merupakan yang pertama di Sulbar.

“Gedung pencucian itu diharapkan meningkatkan kapasitas pelaku usaha, kelompok dan masyarakat peternak serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hasil ikutan ternak khususnya produk sarang burung walet,” kata Muhtar.

Kepala Bidang Peternakan, DTPHP Sulbar, Nur Kadar mengaku, gedung pencucian sarang walet sebenarnya sudah pernah ada milik pihak stawasta di Kecamatan Papalang. Namun sudah lama tutup.

“Alhamdulillah tahun lalu (2023) dapat anggaran dari APBN untuk bangunan dan peralatan pencucian sarang burung walet. Jadi rumah cuci ini dihibahkan ke komunitas walet di Pasangkayu. Yakni Kopewapas,” sebut Kadar.

Menurutnya, kelompok tersebut merupakan binaan DTPHP Sulbar dan Kabupaten Pasangkayu. Mereka akan melakukan aktivitas pencucian sarang walet yang masih kotor lalu dijual dalam kondisi bersih, sehingga meningkatkan nilai ekonomi dari sarang walet tersebut.

“Kalau untuk jumlah produksi pencucian belum kami bisa pastikan, karena ini masih awal. Tapi kalau ukuran gedung yang ada bisa melakukan pencucian sekitar 100 kg per bulan,” pungkasnya.

 

Komentar