2enam.com, Mamuju : Tingginya Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) di Sulbar, menjadi peringatan dini untuk menyempurnakan sistem pencegahan dan mitigasi bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar sebagai leading sector diharapkan mampu mengedukasi dan membekali masyarakat kemampuan dalam menghadapi bencana, utamanya bencana hidrometeorologi.
Kepala BPBD Sulbar, Amir Maricar mengatakan, setiap tahun jumlah bencana di Indonesia, termasuk Sulbar mengalami peningkatan. Hal itu dipicu kondisi topografi dan fenomena iklim yang terus mengalami perubahan.
“IRBI Sulbar mengalami peningkatan dari 164,85 poin di tahun 2021 menjadi 165,25 poin di tahun 2022. Sulbar tertinggi indeksnya. Kita harus turunkan, salah satunya dengan cara peningkatan kapasitas penanggulangan bencana,” kata Amir.
Plh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Sulbar, Inaldy Luther menerangkan, hampir semua wilayah di Sulbar memiliki risiko bencana yang tinggi.
Namun masyarakat tidak perlu khawatir dengan hal tersebut ketika pemahaman risiko bencana, pencegahan dan mitigasi dikuasai.
“Kalau semua daerah risikonya tinggi, kita mau ke mana? Pemahaman terkait pencegahan dan mitigasi bencana menjadi kekuatan kita untuk tetap tinggal di suatu wilayah. Dengan begitu kita aman dari risiko bencana,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, BPBD Sulbar telah memasang beberapa tanda jalur evakuasi di beberapa titik dalam kota Mamuju. Ketika terjadi bencana masyarakat sudah tahu titik kumpul atau lokasi evakuasi.
rls
Komentar