2enam.com, Mamuju : Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Mamuju mencatat periode Januari – Agustus 2022 ekspor komoditas turunan kelapa sawit berupa cangkang sawit Propinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah mencapai nilai Rp. 65,9 miliar rupiah.
Nilai ini naik drastis karena pada tahun 2021, ekspor cangkang sawit hanya berupa sampel sebanyak 25 kg dengan nilai Rp. 7.500 ke Jepang. Sedangkan di tahun 2020 ekspor cangkang sawit sebanyak 16.700 ton dengan nilai Rp. 22,9 Miliar.
Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono menjelaskan Jepang menjadi negara tujuan baru di Tahun 2022 setelah sebelumnya cangkang sawit diekspor ke negara Thailand.
“Tahun 2022 ini, kami telah mensertifikasi sebanyak 6 kali pengiriman ke Jepang dengan total volume 46.500 ton, “ jelas Agus
Agus menambahkan permintaan cangkang sawit ke Negara para Saumarai ini cukup tinggi karena kebutuhan Jepang terhadap bahan baku energi sumber terbarukan yang ramah lingkungan, dan cangkang sawit asal Sulbar telah memenuhi kualitas bahan baku yang dibutuhkan.
“Untuk menjaga kualitas, Karantina Pertanian Mamuju memastikan kondisi cangkang sawit tersebut sesuai dengan permintaan negara tujuan dan telah melalui serangkaian tindakan karantina,”jelas Agus
Agus menjelaskan tindakan karantina yang dimaksud berupa pemeriksaan dokumen dan fisik, pengawasan fumigasi, pemeriksaan alat angkut untuk menghindari adanya hama penyakit yang dapat mengurangi kualitas produk yang diekspor.
“Cangkang sawit masuk dalam salah satu dari sembilan komoditas pertanian ekspor unggulan Sulbar yang meliputi Olein, Stearin, PFAD, Oil, Kopi, Sapu Lidi, Briket Batok Kelapa, dan Durian. Sub sektor perkebunan CPO dan turunannya mendominasi lebih dari 90% dalam hal kontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor,” ujar Agus
Rls
Komentar