2enam.com, Mamuju Tengah ; Tokoh masyarakat Desa Salulekbo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah menyambut baik progres pembangunan Bendugan Budong-Budong.
Bendungan ini menjadi yang pertama di Sulawesi Barat dan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Bendungan Budong-Budong dibangun sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020.
Tujuanya untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air.
Bendugan Budong-Budong dibangun dengan kapasitas tampungan 65,18 juta meter kubik dengan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektare.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR yang menangani langsung pembangunanya mulai 2020.
Pemerintah Provinsi Sulbar bersama dengan Pemkab Mateng terus berupaya agar progres pembangunanya dapat berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Selain itu kehadiran Aprarat Penegak Hukum sangat diharapkan dalam mendampingi potensi konflik guna kelancaran pembangunan Proyek Strategi Nasional itu.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Muhlis menyambut baik proses pembangunan yang sedang berjalan itu.
“Karena akses jalan yang dilalui ke lokasi pembangunan juga diperbaiki dan lebarnya ditambah sehingga sangat menguntungkan masyarakat setempat,” terang Muhlis, Jumat (1/7/2022).
Ia mengatakan sebelumnya akses jalan ke lokasi mengalami kerusakan, sehingga menghambat aktifitas masyarakat.
Dengan adanya pembangunan Bendugan Budong-Budong itu, akses jalan utama menjadi mulus.
Meski sempat terjadi konflik terkait ganti rugi pembebasan lahan yang terkena pelebaran jalan.
“Tapi masyarakat sudah menerima pembangunan ini, karena sangat banyak manfaat yang dapat diterima,” lanjut Muhlis.
Dikatakan informsasi yang ia peroleh terkait pembayaran ganti rugi lahan sementara dalam proses perampungan data.
“Tim Apraisal saat ini merampungkan data dan akan menentukan besaran harga tanah dan tanaman yang akan dibayarkan,” terang Muhlis.
Sementara itu warga lainya, Dahril menyebut, dengan adanya bendugan itu sangat berpotensi menjadi objek wisata.
“Benduganya cukup besar, bisa menjadi objek wisata yang dapat menumbuhkan ekonomi warga lokal,” terang Dahril.
Dikatakan selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini, diperlukan sebagai pengendali banjir.
Apalagi kawasan rawan bencana banjir seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa.
Warga pun berharap pembayaran ganti rugi lahan yang dikenai pelebaran jalan dan tanaman yang memiliki nilai jual segera diselesaikan.
Rls
Komentar