2enam.com, Mamuju : Adalah Muhammad Farhan, salah seorang siswa kelas enam SD Inpres Karema yang memiliki cerita unik seputar keinganannya untuk melakukan vaksinasi covid-19.
Anak dari Ibu Syainab ini bahkan berinisiatif sendiri untuk mencari lokasi pelaksanaan vaksinasi sejak awal program ini di gencarkan dalam rangka menekan penularan pandemi, Farhan mulanya mendaftarkam diri pada pelaksanaan vaksinasi di masjid dekat rumahnya di BTN H. Basir, namun di tolak petugas karena saat itu dianggap belum cukup umur sebab vaksinasi baru menyasar orang dewasa dan lansia.
Gayung bersambut, belakangan pemerintah telah memprogramkan vaksinasi untuk anak usia sekolah, ia pun kembali buru-buru mencari lokasi pelaksanaan vaksinasi, dan kali ini ia mengajak lima orang temannya untuk melakukan hal yang sama,
“mau semuaji juga temanku apalagi ada hadiahnya kalau vaksinki, dikasi ki snack jadi semangat semuaki” Turur farhan polos.
Akhirnya niatnya untuk melakukan vaksin sudah hampir tercapai, namun sayangnya ia kembali diharuskan membawa kartu keluarga sebagai syarat untuk di vaksinasi, ia pun dengan bergegas kembali kerumah untuk meminta salinan KK yang di simpan orang tuanya. Beruntung dalam keluarga yang telah di tinggal ayah yang telah meninggal dunia juga mendukung keinginan Farhan, bahkan ibunya juga merasa salut atas keinginan besar putranya melakukan vaksinasi
“Iyye Farhan sudah lama kasian mau sekali di vaksin, jadi kami juga dukung, apalagi ini untuk kebaikannya juga supaya terhindar dari covid-19, dan bisa tetap bersekolah tatap muka dengan aman, tandas Syainab saat di temui di SD Inpres Karema ( Rabu, 2 Maret 2022)
Dari perjuangan Farhan yang betul-betul ngotot menerima Vaksinasi memunculkan pertanyaan, kenapa anak yang pemalu ini benar-benar berniat melakukan Vakisnasi?
Menerima pertanyaan itu, dengan sedikit tertunduk malu-malu, anak bungsu dari enam bersaudara ini mengatakan dua alasan, yang pertama karena dirumahnya hanya dia yang belum menerima vaksinasi sehingga ia merasa hanya dia yang masih belum aman, yang kedua karena ia tidak lagi mau sekolah on line.
“Kalau on line ki lagi, bukan kita yang belajar pak, tapi Google” Kilah Farhan singkat.
Alasan kedua ini cukup beralasan, sebab potensi pembelajaran on line bisa saja kembali menjadi alternatif manakala capaian vaksinasi belum signifikan, seperti yang dikatakan Bupati Mamuju Hj. Sitti Sutinah Suhardi, saat meninjau pelaksnaan Vaksinasi di SD inpres Karema, karenanya ia mengajak semua stakeholder untuk bersama-sama menyukseskan program ini demi kebaikan bersama, bukan hanya dari aspek kesehatan, melainkan pula dari potensi dampak atas penulran pandemi yang tidak bisa dibendung akibat kurangnya capaian program vaksinasi termasuk dapat berdampak pada area pendidikan.
Untuk itu, dalam pemantauan yang di dampingi OPD teknis seperti Dinas kesehatan dan Dinas pendidikan, Bupati meminta agar para kepala sekolah dapat membangun sinergi bersama unsur terkait, terutama para kepala desa, lurah, maupun jajaran TNI/Polri ditingkat wilayah mereka untuk bersama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya program Vaksinasi.
Rls
Komentar