2enam.com, Mamuju : Gas elpiji non subsidi dipastikan bakal naik, utamanya gas berukuran 12 Kg dan 5,5 Kg. Hal tersebut disampaikan Admin PT Kalsum Gas Mamuju, Fadri, Senin, 28 Februari.
Ia mengungkapkan, harga elpiji non subsidi 5.5 kilogram yang sebelumnya Rp 91.000 akan naik hingga Rp 102.000. Sedangkan harga elpiji non subsidi 12 kilogram, sebelumnya Rp 191.000 menjadi Rp 208.000.
Seharusnya, kata Fadri, harga tersebut sudah diberlakukan sejak Minggu, 27 Februari, namun, beberapa pertimbangan sehingga pihaknya belum memberlakukan kenaikan harga tersebut.
“Kemungkinan, besok kami berlakukan harga tersebut, setelah ada kesepakatan harga dengan agen lain,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kenaikan harga elpiji non subsidi berdasarkan perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.
“Kita mulai tentukan harga dulu, karena harga Pertamina hanya menentukan di radius 60 kilometer dari suplai poinnya,” tuturnya.
Sementara, Mamuju yang berada di luar radius 60 kilometer, menentukan harga sesuai dengan pertimbangan jaraknya dari radius suplai poin di Parepare Sulsel.
“Jadi, kami akan buat kesepakatan bersama beberapa agen di Mamuju, dengan pertimbangan biaya transportasi dari Pare-Pare kesini,” ujarnya.
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Disdag Mamuju, Andi Tenri mengatakan, Disdag Mamuju tidak ikut memantau perkembangan kenaikan harga gas non subsidi. Sebab, gas non subsidi merupakan produk PT Pertamina langsung.
“Kalau gas 3 Kg subsidi kita awasi. Kalau 5 Kg dan 12 Kg ada aturan tersendiri. Pertamina kasih harga jual ke agen. Agen ke pangkalan. Kenaikannya penyebabnya belum saya tahu juga,” ujarnya.
Meski demikian, Tenri mengaku, bakal mengkomunikasikan hal tersebut ke pihak terkait untuk memperjelas alasan kenaikan harga tersebut.
M4R10
Komentar