2enam.com, Mamuju : Putra Mahkota Mamuju Andi Bau Akram Dai resmi dilantik menjadi Maradika Mamuju, ke 12, menggantikan ayahnya yang meninggal beberapa waktu lalu.
Pelantikan dilaksanakan di Rumah Adat Mamuju, tepat pukul 09.00 Wita, Rabu 15 September. Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan perwakilan Kerajaan Badung Bali di Mamuju hadir menyaksikan prosesi sakral tersebut.
Paduka Yang Mulia, Maradika Mamuju, Andi Bau Akram Dai mengatakan, hal utama yang ingin dilakukannya adalah melestarikan nilai-nilai budaya dan menjaga agar kearifan lokal tetap diterapkan di kehidupan sehari-hari warga Mamuju.
Tak kalah penting, Bau Akram menginginkan, agar Mamuju sebagai daerah heterogen tetap nyaman, aman dan tentram, baik sebagai tempat tinggal, mencari nafkah, investasi dan sebagainya.
“Pelantikan ini adalah milik kita bersama. Kebersamaan kita semua. Di dalam pengukuhan ini adalah keluarga besar kerajaan Mamuju, Sapo Kayyangna To Mamuju. Kita bersatu di Mamuju. Susah senang di kehidupan di tanah Mamuju. Apapun masalah yang dihadapi, senang susahnya kita bersama,” sebutnya.
Ia mengajak, agar kita semua bersatu di tanah manurung ini. Di mana leluhur kita sudah melakukan hal seperti ini.
“Saya berterima kasih kepada Andi Amir Dai, yang memberikan masukan, agar kita sama-sama membangun kerajaan Mamuju ini. Terima kasih juga kepada ibunda saya. Yang banyak mendukung,”ujarnya
Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi menyebutkan, tentu berharap momentum ini tetap sakral mesti di tengah keterbatasan pandemi. Menandai estafet kepemimpinan di kerajaan sekaligus tonggak baru upaya pelestarian budaya dan kearifan lokal yang harus tetap dipertahankan.
“Saya percaya di bawah maradika yang baru dengan semangat dan energi yang lebih dinasmis akan lebih melanjutkan pondasi yang telah disusun dengan penuh dengan kearifan oleh Andi Maksum Dai. Yang penuh dengan dedikasi karisma yang akan kita kenang sepanjang masa,” ungkapnya.
Raja Gowa, menyebutkan, hari ini pihaknya menyerahkan sebuah tanda kehormatan persahabatan yang mana di masa lalui telah merajut tanah leluhur kita disulbar.
“Mamuju gowa adalah satu tidak bisa dipisahkan. Saya teringat kepada Raja Mamuju ke 11 Maradika mamuju, Andi Maksum Dai,” ungkapnya.
M4r10
Komentar