2enam.com, Mamuju : Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Mamuju, kembali melonjak di pertengahan tahun ini.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju pun bergerak cepat melakuan pencegahan. Warga juga diingatkan tidak terlena kasus DBD yang terjadi di masa pandemi Covid-19, apalagi saat ini musim penghujan belum juga berakhir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Dinkes Mamuju, Alamsyah Thamrin, mengatakan, usia penderita bervariasi. Ada satu tahun, lima tahun, 17 tahun ada bahkan 40 tahun.
Saat ini, Dinkes Mamuju rutin melakukan fogging di beberapa daerah yang memiliki kasus DBD. Termasuk melakukan sosialisasi di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Mamuju. Hanya saja, fogging hanya membunuh induk nyamuk. Tidak membunuh inddung telur nyamuk aedes aegypti.
“Ada tenaga promosi kesehatan di situ, sudah melakukan edukasi malah kerja sama dengan pemerintah setemapt dalam hal ini lurah dan pemerintah kecamatan melakukan pembersihan di daerah masing-masing,” jelas Alamsyah.
Alamsyah menyebutkan, peningkatan kasus ini juga dipengaruhi beberapa faktor, termasuk cuaca, peningkatan populasi vektor nyamuk penular DBD serta kebersihan lingkungan yang kurang terjaga.
Vektor tersebut berkembang biak di tempat genangan air, seperti ban bekas atau tempat penampungan air lainnya. Apabila tidak dikubur atau dikuras dapat memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
“Bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat dengan menerapkan 3M. Menguras bak penampungan minimal dua kali dalam sebulan. Menanam kaleng yang berisi air dan genangan air lainnya,” kuncinya
M4R10
Komentar