2enam.com, Mamuju : Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang mendapat pukulan telak karena Pandemi COVID-19. Tidak sedikit usaha yang jatuh karena lesunya roda perekonomian selama setahun.
Sempat menikmati keuntungan dari usaha yang dirintis tahun 2018, Nasrullah selaku owner PANDARA ini tidak patah semangat saat terdampak pandemi Covid-19.Pemuda kreatif dari tanah Mandar ini terus bertahan dan kembali bangkit dengan usaha kaos sablonnya.
Dikatakan, bisnis yang dijalaninya sempat goncang pada awal-awal pandemi melanda. Setelah itu, meski pandemi belum juga berlalu, dengan kegigihan dan ketekunan yang dimiliki, omsetnya kembali pulih seperti sebelumnya.
“Pas awal pandemi, omset turun drastis sampai 60%, tapi sekarang sudah mulai perlahan pulih kembali,” katanya, sabtu (19/06/2021).
Nasrullah menyampaikan, bisnis sablon yang digeluti ada dua macam. Servis computer , Sablon digital (DTF) alat yang dibutuhkan diantaranya, laptop/PC untuk membuat desaign, meja sablon, print DTF.
Jika ingin mengunjungi atau pesanan kaos impor dan servis computer Toko PANDARA ini beralamatkan di jalan ranggo kelurahan rimuku, kabupaten Mamuju Sulawesi barat.
Dia mengungkapkan, pemuda milenial di pandemi seperti saat ini dituntut harus kreatif. Apapun bidangnya, yang penting kreatif.
“Yang suka kaos mungkin bisa seperti saya ini. Yang suka makanan bisa dengan bisnis makanannya, yang penting ulet (kerja keras),” tandasnya
Diceritakan, bisnis yang dilakoni terinspirasi dari banyaknya teman yang biasa nongkrong bareng sering pesan kaos sablon dan melihat peluang bisnis yang masih kurang di kota mamuju.
Menurut ulla yang akrab panggilannya, bisnis sablon kaos merupakan salah satu bisnis yang bisa dijalankan oleh siapa saja dengan modal yang relatif kecil. Bisnis ini juga tidak rumit dalam menjalankannya dan tidak diharuskan memiliki keahlian khusus.
“PANDARA ini baru di buka sekitar 3 tahun yang lalu, kita berusaha meningkatkan UMKM selama pandemi, karena kita sudah melihat banyak pelaku UMKM yang tutup karena Pandemi Covid-19,” katanya saat dimintai keterangan oleh wartawan.
Pemuda milenial ini mulai membuka bisnisnya di tahun 2018 dengan menggarap kaos printing, kemeja dan kaos yang dijual di sekitar kota mamuju. Penjualan yang dilakukan sudah sampai kota Makassar sulsel dan kendari Sulawesi tenggar dan palu sulteng, baik secara online maupun offline.
“Omset dari bisnis ini sebulan sekitar Rp 15 sampai 20 jutaan, itu pada bulan setiap bulananya,” pungkasnya.
Selain Pandemi Covid-19, pasca bencana alam Gempa Bumi di Sulbar 6,2 yang terjadi 15 Januari lalu juga membuat sebagian pelaku UMKM terdampak.
Dan dia juga berharap warga mamuju bisa membangkitkan semangat para pelaku umkm dan tidak berbelanja di luar kota mamuju kususnya kaos polos impor dan sablon
“Kalau kita tidak bangkit ini bisa mempengaruhi perekonomian di Sulbar, paling tidak kita bisa membantu Sulbar bangkit pasca Gempa melalui sektor perekonomian,”tandasnya.
RHM
Komentar