2enam.com, Mamuju : Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88 diperingati Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, dengan puncak acara diselenggarakan di Auditorium Sarsito Mangunkusumo, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI), Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 1 April 2021. Pemilihan lokasi ini, tak lepas dari nilai kesejarahan gedung LPP RRI yang awalnya merupakan studio Solosche Radio Vereniging (SRV).
Mengusung Tema “Penyiaran sebagai pendorong Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi,” ini hadir Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Platte, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, dan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.
Acara ini juga disaksikan Komisioner KPI Daerah, Kepala Dinas Kominfo Provinsi, dan Perwakilan Lembaga Penyiaran melalui zoom meting.
Kepala Dinas Komunikasi Informasi, Persandian dan Statistik (Kadis Kominfopers) Sulawesi Barat, Safaruddin Sanusi DM, usai mengikuti acara tersebut mengharapkan Harsiarnas tahun ini, khususnya di Sulawesi Barat dapat dijadikan momentum kebangkitan ekonomi pasca Pandemi dan gempa bumi Mamuju-Majene, menjadi spirit bagi Kominfo dan KPID dalam menata lembaga penyiaran menyongsong peralihan siaran dari analog ke digital”, pintah Safaruddin.
Lebih lanjut Safaruddin mengemukakan, Komisi Penyiaran Indonesia sebagai fasilitator penyiaran di daerah agar semakin eksis dalam melakukan pembinaan kepada pelaku usaha penyiaran, dan membangun kerjasama dengan stakeholder dalam mendorong perkembangan industri penyiaran, serta membangkitkan kepedulian lembaga penyiaran dalam melakukan mitigasi bencana.
“Dalam kondisi Sulbar saat ini, pasca gempa bumi dan pendemi covid-19, KPID sebagai fasilitator penyiaran harus mampu melakukan pembinaan dan kerjasama dengan lembaga penyiaran dan stakeholder melakukan mitigasi bencana, menyebarkan informasi yang tidak merisaukan masyarakat agar daerah ini segera bangkit” ,”ujar Jubir Satgas Covid-19 Sulbar itu.
Safaruddin, mengapresiasi langkah KPID Sulbar yang menjajaki kerjasama dengan Badan Meteorologi, Krimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Majene dan Lembaga penyiaran dalam melakukan mitigasi bencana.
“Ini adalah metode baru yang kita lakukan dalam meminimalisir potensi dan dampak terhadap bencana yang terjadi, Kejadian gempa bumi Mamuju-Majene harus menjadi bahan evaluasi, begitu pentingnya mitigasi bencana dilakukan kepada masyarakat,” harapnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo yang turut hadir secara virtual dalam puncak peringatan Harsiarnas, menyapa segenap insan penyiaran serta seluruh masyarakat Indonesia. Presiden dalam pidatonya menyampaikan tentang tantangan pengelolaan informasi yang berlimpah saat ini. Setiap orang dapat dengan cepat memperoleh, memproduksi serta menyebarluaskan informasi.
Menurut Presiden, Keterbukaan informasi menjadi salah satu faktor kesuksesan penanganan pandemic. “Alhamdulillah, dengan informasi yang terbuka, transparan, akuntabel dan bertanggung jawab, serta kerja sama semua pihak kita dapat segera membuat situasi kondusif dan terukur dan pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat. Masyarakat juga dapat memahami dan menghadapi pandemi ini dengan informasi yang baik, keterbukaan informasi saat ini turut mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ucap Presiden.
Dalam kesempatan itu juga, Presiden menyampaikan terima kasih kepada KPI, pemerintah dan lembaga penyiaran baik di pusat dan daerah, yang telah bekerja sama menyajikan informasi aktual sejak awal tentang penanganan pandemic Covid-19. “Melalui sosialisasi disiplin menjalankan penegakan protokol kesehatan serta vaksinasi kepada seluruh masyarakat,” ujarnya.
Diakhir sambutannya, pengagas lahirnya Hari Penyiaran Nasional itu mengharapkan agar Pengawasan oleh KPI harus dilakukan secara berimbang. “Kita harus sama-sama menjaga agar masyarakat memperoleh informasi yang berkualitas dan edukatif. Meningkatkan literasi informasi kepada masyarakat dan mengembangkan kanal-kanal baru yang kreatif agar diminati masyarakat untuk mendapatkan informasi yang sehat dan akurat, Dan kita harus bersama membuat dunia penyiaran menjadi lebih baik dari berbagai aspek . Baik itu aspek konten ataupun aspek industry. Menurutnya, agar tumbuh semakin baik, masyarakat pun harus semakin cerdas mengawasi dan menyikapi informasi, serta regulator dan pengawas yanjg lebih kuat dalam menjalankan tugas dan fungsinya. ” harapnya.
(Humas KPID Sulbar)
Komentar