2enam.com, Majene : Gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat khususnya di Kabupaten Majene dan Mamuju, telah menyisakan duka dan trauma mendalam.
Gempa bumi tektonik ini terjadi pada Jumat (15/1) pukul 02.28 Wita. Episentrum gempa di Majene terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer arah timur laut dari Majene pada kedalaman 10 km tidak hanya memporak – porandakan bangunan tetapi juga mengakibatkan sejumlah longsor.
Seperti halnya di Majene, untuk di Majene sendiri telah terjadi beberapa kali tanah longsor, mulai dari longsor yang memutus Trans Sulawesi, bahkan di Kecamatan Ulumanda, tanah longsor memutuskan akses jalan poros Ulumanda sehingga membuat beberapa desa terisolasi.
Padahal, dalam masa saat ini, akses jalan yang baik sangat diperlukan oleh masyarakat untuk memperlancar pasokan kebutuhan logistik serta kebutuhan lainnya selama pengungsian.
Menurut Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1401 Majene, Letkol Infanteri Yudi Rombe, olehnya itu, Pemerintah Kab. Majene terus berupaya mengevakuasi material longsor yang memutus akses ke Tande Allo dan desa – desa lainnya di Kec. Ulumanda, Majene.
Menurutnya, usai memerintahkan para Babinsa di wilayah terdampak untuk mengawal jalannya pembersihan material longsor, kini ia kembali turun ke lapangan untuk meninjau langsung proses pekerjaan evakuasi material longsor.
“Hal ini dilakukan agar memastikan bahwa akses menuju Desa Tande Allo, Kec. Ulumanda dan ke desa lainnya bisa lancar kembali sehingga membuat masyarakat lega. Kita bersyukur karena akses kembali normal, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. Dan hal ini tidak lepas dari upaya kami bersama Pemkab. Majene dan stakeholder lainnya dan alat berat dari Batalion Zeni Tempur (Yon Zipur) 8 Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin,” ucap Dandim, Jumat (29/1).
Dia berharap, dengan terbukanya akses jalan di wilayah itu, masyarakat setempat dapat menjalani kehidupan normal kembali.
Penrem 142 Tatag
Komentar