2enam.com, Mamuju : Keberhasilan suatu daerah tidak hanya diukur dari seberapa berkembangnya pembangunan infrastruktur suatu wilayah, namun juga ditunjang dengan keberhasilan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan ketersediaan fasilitas penunjang pendidikan.
Pemerintah daerah selaku regulator pembangunan daerah, dituntut untuk terus berupaya menghadirkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, utamanya terkait pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat. hal itu terjewantahkan dengan lahirnya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mewajibkan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar 20 persen dari total APBD nya.
Sayangnya, Anggaran pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Mamuju, dari APBD terus berkurang sejak tahun 2015, silam. Data Neraca Pendidikan Indonesia menyebutkan, dari 23,2 persen di tahun 2015 menjadi 3,70 persen di tahun 2018. Bahkan di tahun 2017 anggaran pendidikan hanya 0,21 persen.
Tahun 2018, Mamuju tercatat menjadi kabupaten dengan anggaran paling kecil di Sulbar. Jauh di bawah Majene dengan 16,81 persen, Polman 11,65 persen, Mateng 8,54 persen, Mamasa 6,41 persen dan Pasangkayu 4,01 persen.
Akibatnya, data Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), mencatat Mamuju menempati posisi paling buncit di Sulbar dalam hasil Ujian Nasional (UN) SMP tahun 2019.
Mamuju hanya mampu mengumpulkan nilai 41,87 poin. Sementara Mamasa dengan 56,25 poin, Pasangkayu 44,27 poin, Mateng 43,35 poin, Majene 42,41 poin, dan Polman 42,40 poin.
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Nomor Urut 1, Siti Sutina Suhardi dan Ado Mas’ud dengan Visi Mamuju Keren, memberi perhatian serius terkait permasalahan pendidikan di Kabupaten Mamuju untuk menunjang pembangunan SDM di daerah yang menjadi ibukota provinsi Sulawesi Barat ini. Berikut 5 Misi Mamuju Keren disektor Pendidikan, yang mesti Kamu Ketahui :
1. Pemerataan Guru dan Kenaikan Gaji Tenaga Guru Honorer.
Pemerataan pendidikan menjadi hal fundamental yang hingga saat ini belum mampu dituntaskan pemerintah daerah Mamuju. Kualitas Pendidikan yang ada di pelosok pedesaan atau yang jauh dari pusat kota cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh kurang meratanya tenaga pendidik di pedesaan. Tenaga pendidik justru bertumpuk di pusat kota Mamuju.
Selain tenaga pendidik yang tidak merata, masalah yang kemudian muncul adalah honor atau insentif kependidikan yang diterima oleh guru honorer di pedesaan sangat jauh dari kata layak. Olehnya Tina-Ado berkomitmen menuntaskan hal tersebut.
2. Optimalisasi Layanan Anak Sekolah Melalui Mobil Sekolah Keren dan Dukungan Bagi Lembaga Pendidikan swasta SD/Sederajat, SMP/Sederajat serta yayasan Pendidikan
Kendala jarak antara gedung sekolah dengan rumah siswa seringkali menjadi alasan siswa putus sekolah, pemerintah Mamuju sebelumnya telah mengadakan layanan bus sekolah namun beberapa tahun terakhir Bus tersebut tak lagi difungsikan. Selain itu armada bus itu hanya menjangkau sekolah dan rumah-rumah siswa yang berada di jalan protokol, sehingga siswa yang berada jauh ke pelosok tidak dapat mengakses layanan tersebut.
Atas masalah tersebut, Tina-Ado berkomitmen menyediakan sarana transportasi berupa mobil Sekolah Keren yang akan menjangkau seluruh siswa yang ada di Mamuju. Hal ini akan menggandeng pemilik mobil angkutan yang ada di Mamuju dengan sistem sewa yang penganggarannya langsung dari Pemerintah Kabupaten Mamuju.
Selain itu, masalah ketersediaan sekolah negeri dan PNS Guru yang kurang didaerah pelosok desa di Mamuju akan ditutupi dengan Dukungan anggaran bagi lembaga pendidikan swasta SD/Sederajat, SMP/Sederajat serta yayasan Pendidikan yang ada di Mamuju.
3. Optimalisasi Gerakan Kembali Bersekolah melalui aplikasi Monitoring dan Evaluasi Serta Gerakan Tuntas Anak Tidak Sekolah
Program kembali bersekolah yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Mamuju memiliki kelemahan disisi pengawasan. Anak-anak yang putus sekolah dan telah dikembalikan untuk bersekolah, tidak diperhatikan sehingga beberapa dari mereka kembali putus sekolah. Alasannya beragam namun yang pasti Pemerintah tak punya solusi untuk meminimalisir hal itu. Terlebih dengan semakin maraknya anak jalanan di Mamuju.
Terkait hal itu Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Nomor Urut 1, Siti Sutina Suhardi dan Ado Mas’ud dengan Visi Mamuju Keren akan membuat aplikasi monitoring dan evaluasi untuk memantau perkembangan siswa yang ikut dalam program kembali bersekolah itu. Permasalahan siswa yang menjadi sebab tidak lanjut atau putus sekolah akan dicari solusinya untuk diselesaikan.
Selain itu, Tina-Ado juga berkomitmen untuk Menuntaskan Anak Tidak sekolah, seluruh anak yang berusia 6 hingga 15 tahun harus mengenyam pendidikan, yang tak memiliki biaya akan difasilitasi oleh pemerintah daerah. Hal ini juga untuk mengentaskan anak jalanan dan gelandangan anak yang semakin marak di Mamuju untuk dapat bersekolah dan mencari penghidupan yang lebih baik.
4.Pengembangan platform belajar online serta Membangun Infrastruktur jaringan telekomunikasi dan informasi (internet) bagi semua sekolah di Kabupaten Mamuju (belajar dari pandemi covid19)
Pandemi Covid-19 menjadikan seluruh siswa untuk menghindari kontak langsung dengan sistem pembelajaran secara daring (online). Pembelajaran secara online ini tetap mengikuti kurikulum pendidikan yang berlaku namun media pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan para pendidik yang ada dimamuju. Ada yang menggunakan platform Facebook, adapula yang menggunakan platform aplikasi WhatsApp maupun aplikasi lain.
Untuk itu diperlukan suatu platform belajar online yang menghubungkan seluruh siswa dan guru yang ada di kabupaten Mamuju dengan satu aplikasi. Sehingga nantinya sistem pembelajaran dapat terarah dan terukur.
Hal lain yang masih menjadi masalah di Mamuju ialah keterbatasan akses jaringan internet untuk seluruh wilayahnya. Olehnya Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Nomor Urut 1, Siti Sutina Suhardi dan Ado Mas’ud dengan Visi Mamuju Keren akan Membangun Infrastruktur jaringan telekomunikasi dan informasi (internet) bagi semua sekolah di Kabupaten Mamuju.
5. Pemberian Beasiswa Manakarra dari tingkat sekolah dasar hingga jenjang Strata 3(S3) serta Optimalisasi pendidikan inklusi (disemua sekolah umum tersedia layanan ramah difabel)
Kendala biaya untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi seringkali menjadi masalah dalam menggapai cita-cita dan impian sebagian besar anak dan pemuda. Olehnya Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Nomor Urut 1, Siti Sutina Suhardi dan Ado Mas’ud dengan Visi Mamuju Keren memprogramkan Beasiswa Manakarra yang nantinya akan berkorelasi dengan “Kartu Mamuju Keren”.
Beasiswa Manakarra ini menargetkan 1 sarjana disetiap desa, sehingga kedepannya Setiap desa yang ada di kabupaten Mamuju akan memiliki seorang sarjana setiap tahunnya yang berkompeten sesuai potensi yang ada di desa. Diharapkan keilmuannya dapat menunjang pembangunan desa dimasa akan datang.
Selain itu juga beasiswa Manakarra menargetkan pemuda atau mahasiswa yang akan lanjut ke jenjang S2 dan S3 yang bidang keilmuannya sesuai dengan potensi dan kebutuhan Kabupaten Mamuju. Hal ini sebagai basis Mamuju menuju Wilayah Madani yang Maju.
Seluruh masyarakat Mamuju adalah setara dalam mendapatkan pelayanan pendidikan, Sekolah umum tidak boleh menolak siswa yang berkebutuhan khusus (difabel). Salah satu program Tina-Ado yang konsen ke Pendidikan ialah dengan Optimalisasi pendidikan inklusi (disemua sekolah umum tersedia layanan ramah difabel). Nantinya seluruh sekolah di Mamuju akan menjadi sekolah yang berbasis inklusi.
M4R10
Komentar