2enam.com, Mamuju : Ridwan (32) seorang warga Galung, Desa Kalukku Barat, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, terpaksa membawa pulang anaknya dari RSUD Mamuju yang menderita patah tulang akibat tidak mempunyai BPJS Kesehatan.
Saat di konfirmasi melalui via telepon, Ridwan mengaku setelah mendapat pertolongan pertama, Pihak RSUD Mamuju, menyarankan agar anaknya yang baru berusia 5 tahun itu dirujuk ke Makassar, lantaran RSUD Mamuju tidak memiliki dokter spesialis bedah tulang.
“Disarankan rujuk ke rumah sakit di Makassar, karena katanya di RSUD Mamuju tidak ada dokter spesialis,” terang Ridwan, kepada wartawan,Jumat (11/09/2020).
Namun karena tidak memiliki biaya, Ridwan yang bekerja sehari-hari sebagai petani terpaksa membawa pulang sang buah hatinya kerumah untuk di rawat seadanya.BPJS yang biasanya menanggung biaya pengobatan namun tidak ia miliki, lantaran belum tercantumnya dalam data Penerima BPJS.
“Terpaksa saya bawah pulang anakku pak, karena tidak punya biaya, saya sudah ke Dinsos tapi katanya harus menunggu 14 hari dulu, ya masa menunggu dua minggu baru di operasi. untuk biaya ambulance saja katanya 800 ribu, belum lagi biaya operasinya setelah saya tanyakan katanya sekitar Rp. 10 jutaan lebih,” Imbuh pria yang bekerja sebagai Petani itu.
Sementara itu Direktur RSUD Mamuju,dr.Titin, mengakui memang menyarankan kepada keluarga pasien untuk rujuk ke Makassar lantaran dokter spesialis bedah tulang yang bertugas sedang di berada di makassar.
“Kita sebenarnya punya dokter tapi sedang di Makassar, sehingga awalnya kita sarankan rujuk ke Polewali tapi ditolak, kemudian kita sarankan lagi ke Makassar tapi keluarga pasien katanya tidak punya biaya,”. terang dr. Titin.
Saat ini, Ridwan berharap adanya uluran tangan dari para dermawan baik pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan perobatan anaknya yang kini dirawat dirumah akibat tidak memiliki biaya pengobatan.
(MRz)
Komentar