2enam.com, Mamuju : Salah satu relawan penggali liang lahad pasien Covid-19, belakangan diketahui seorang anggota polresta mamuju
Sempat Tertahan, Akhirnya Jenazah Pasien Covid-19 Dikebumikan di TPU Simpang Lima Mamuju’
Satu orang pasien Covid-19 asal kabupaten mamuju meninggal dunia hari jumat tanggal 10 juli 2020 sekitar pukul 18.30 wita, Diketahui pasien tersebut adalah kasus 125 inisial An. RA (47) perempuan, beralamat di jalan tuna, kecamatan mamuju, kabupaten mamuju
Menurut sekretaris dinas kesehatan provinsi pasien yang merupakan pegawai di dinas dukcapil tersebut sempat dirawat di ruang isolasi RS. Regional Sulbar pada tanggal 6 Juli 2020 setelah dinyatakan positif Covid-19.
Proses panjang dilalui untuk mendapatkan kesepakatan penguburan, bukan tanpa alasan warga setempat serta beberapa tokoh yang tidak ingin disebut namanya memberikan ultimatum kepada petugas atau tim gugus tugas covid-19 kab.mamuju,
“Bukan kami melarang untuk dikebumikan ditempat ini, hanya pekuburan ini memang bukan diperuntukkan untuk pasien Covid-19, ini pekuburan islam umum, semestinya pemerintah siapkan lahan karena sudah ada anggarannya ” kata seorang warga setempat
Sempat alot dan tertahan sampai dengan pukul 00.50 wita, akhirnya negosiasi antara tim gugus tugas dengan warga setempat membuahkan hasil dengan kesepakatan bahwa pihak tim gugus tugas pencegahan penanganan covid-19 wajib membuat surat pernyataan sikap untuk tidak lagi menguburkan pasien Covid-19 di TPU simpang lima, dan surat tersebut harus diterima paling lambat 1×24 dari sekarang.
Setelah melalui proses panjang, kesulitan baru muncul yakni kurangnya relawan untuk menggali liang kubur, bukan tanpa alasan, karena selain menghindari stigma, juga karena waktu sudah masuk larut malam, sehingga berbagai grup medsos relawan dimamuju digaungkan untuk mencari kesediaan relawan untuk membantu proses penggalian liang lahad.
Salah seorang relawan yang belakangan diketahui adalah anggota kepolisian asal polresta mamuju, setelah dikonfirmasi iya mengakui terpanggil karena rasa kemanusiaan
“Saya baca salah satu grup watshapp, sebelumnya saya sempat baca komentar bahwa tidak ada penggali, sudah larut malam, juga takut disentimen oleh masyarakat, atau stigma negatif, serta takut resistensi dalam kondisi adanya penolakan oleh masyarakat setempat di TPU tersebut, lanjut disitu berbunyi dibutuhkan relawan menggali liang lahad untuk pasien Covid-19, salah satu yang bersedia adalah senior saya di pramuka saka bhayangkara, sehinga saya juga merasa terpanggil untuk ikut membantu” kata relawan Bripka Eman
Proses penggalian sempat terhambat, karena sampai tiga kali berpindah pindah, yang pertama setelah galian mencapai 50 sampai 60 cm ada bongkahan batu besar, sehingga berpindah ketempat lainnya, pada tahap galian kedua tiba-tiba datang seorang warga menolak posisi lubang tersebut karean dianggap terlalu dekat dengan pemukiman warga, lalu berpindah lagi kelubang ketiga, sehingga hal ini yang membuat relawan penggali kelelahan dan memakan waktu yang cukup panjang.
” Galian ini selesai pas waktu subuh masuk, masjid-masjid disekitar sudah berholawat, akhirnya kami istrahat, dan menyerahkan liang lahad tersebut ke tim gugus tugas covid-19, mereka berpakain APD lengkap, merekalah yang melakukan proses pemakanan ” tutup Eman
(Humas Polresta Mamuju)
Komentar