2enam.com, Mamuju : Masalah stunting di Mamuju tak kunjung selesai. bahkan, Mamuju masuk pada level akut kronis. Pemkab Mamuju bersama leding sektor harus serius menangani persoalan ini.
Bupati Mamuju, Habsi Wahid mengatakan, prevalensi stunting beberapa tahun terakhir tidak berubah. Masih sama.
Mamuju berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2017-2018 menunjukkan prevalensi stunting 38,2 persen dan prevalensi gizi buruk mencapai 10,1 persen.
“Mamuju berada pada level akut kronis karena maslaah stunting di atas 20 persen dan gizi buruk di atas 5 persen,” kata Habsi, kemarin.
Penurunan prevalensi stunting memerlukan intervensi terpadu. “Pencegahan penting dilakukan dengan multi sektor. Melalui sinkronisasi program nasional,” papar Habsi.
Habsi menyebut, ada 20 desa di Mamuju yang menjadi sasaran prioritas penanganan stunting.
Kepala Dinkes Mamuju, drg Firmon mengaku, survei terakhir belum dilakukan. Data terakhir 2017 dan 2018. Mungkin ada penurunan cuman tidak signifikan. Sebab, menangani stunting ini sulit. Karena menyangkut kebiasaan dan perilaku warga yang keliru.
“Jangan, anak balita di kasih makan mie instan. Minuman soda, atau lain-lain yang tidak memiliki kandungan gizi. Mestinya makanan bergizi dan bervitamin,” tutup drg Firmon.
(4d3)
Komentar