2enam.com, Mamuju, – Terkait adanya isu aliran sesat yang beredar di Goa Sulsel, Bupati Mamuju, Habsi Wahid berharap, tidak terjadi di wilayah kabupaten mamuju. Pernyataan tersebut disampaikan kepada awak media, Sabtu (16/11/2019).
“Persoalan aliran sesat, kita sudah lihat ada di Gowa. Tentu juga di daerah kita, kita berharap dengan kerjasama lintas sektor, TNI, Polri, para Alim Ulama dan Kiai, ini perlu satu bahasa kita dalam melihat aliran sesat itu,”kata Habsi Wahid.
Ia juga mengatakan, jika hanya melihat secara sepotong-sepotong, tentu akan menimbulkan persepsi yang berbeda.
“Tetapi kalau sudah terang-terangan seperti di Goa dengan membayar 300 ribu masuk surga, saya kira anak-anak kecil juga pasti tidak percaya, karena agama kita sudah memiliki aturan masing-masing didalam menjalankan ibadah,”ujarnya.
Oleh karenanya, kata Habsi Wahid, sudah sering Kapolda Sulbar menyampaikan bagaimana pemerintah betul-betul bisa mendeteksi sejauh mana pelaku-pelaku ibadah betul-betul mengarah kepada aturan keagamaan yang sesungguhnya.
“Kalau nasrani, tentu dengan injil nya, Muslim dengan Alquran nya dan agama lain dengan kitab-kitabnya,”pungkas Habsi Wahid.
Lanjut Habsi Wahid mengungkapkan, ketika mungkin ada aliran-aliran masuk didalam aliran kepercayaan yang mengimani kitab, tentu itu akan menjadi suatu pertanyaan.
“Tentu di Negara kita, semua agama dijamin keberadaannya. Tetapi, tentu juga yang sifatnya seperti yang terjadi di Goa, itu yang perlu kita antisipasi, jangan sampai merebah ke masyarakat apalagi kalau berhadapan dengan masyarakat-masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kurang terhadap agama, seperti anak-anak, ini perlu kita antisipasi,”tuturnya.
“Intinya, tentu bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh elemen masyarakat harus waspada dengan aliran-aliran sesat,”tutup Habsi Wahid.
(eka)
Komentar