2enam.com, Mamuju, : Terkait sampah obat yang sudah kadaluarsa dan botol infus yang sudah tidak terpakai, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Mamuju, Netty Nurmuliawati mengaku sementara mensosialisasikan.
“Saat ini, kami sementara melakukan sosialisasi bagaimana cara penanganan sampah ,”ungkap Netty Nurmuliawati saat diwawancarai via telepon selulernya, Rabu (4/9/2019).
Netty juga membeberkan upaya BPOM dalam mensosialisasikan cara menghindari obat-obatan yang sudah tidak bisa digunakan.
“Pada intinya, kita mensosialisasikan bagaimana cara menghindari obat-obatan yang sudah kadaluarsa, sesuai dengan ketersediaan. Misalnya dari segi kemasannya, jika sudah rusak, otomatis tidak bisa digunakan lagi,”ujarnya.
Terkait pantauan BPOM terhadap Apotek-apotek yang ada di Mamuju, Netty Nurmuliawati mengaku, pihaknya secara rutin melakukan kegiatan tersebut.
“Iya, kalau itu, kami secara rutin mengingatkan karena mereka kan secara berkala ada batas waktunya, kalau sudah kadaluarsa mereka harus segera musnahkan, tapi dalam proses pemusnahan minimal, harus ada pihak Dinas Kesehatan atau BPOM yang menyaksikan minimal dua orang,”tuturnya.
Ia juga mengatakan, semua bentuk obat-obatan masuk kedalam penanganan dan pengawasan BPOM.
“Jadi, semua masuk. Baik yang berbentuk cairan, padat, kapsul, sirup dan tablet semua masuk dalam pengawasan kami,”kata Netty Nurmuliawati.
Sementara itu, temuan terkait obat-obatan yang kadaluarsa di Rumah Sakit (RS), Netty Nurmuliawati mengungkapkan, dalam pengawasan pihaknya hanya mendapatkan faksin yang tidak sesuai dengan tempatnya.
“Jadi, mereka itu menaruh faksin tersebut tidak sesuai dengan suhu yang seharusnya disimpan minimal pada suhu dingin, tetapi ini disimpan pada suhu yang tidak sesuai dengan alasan anggaran yang tidak memungkinkan, tapi kami sudah rekomendasikan kepada kepala dinasnya, sehingga ini menjadi perhatian pemerintah. Kalau yang kadaluarsa, mereka sudah kelola dengan baik,”tutup Netty Nurmuliawati.
(3k4)
Komentar