2enam.com, Mamuju : Anggota Komisi II DPRD Mamuju, Ado Mas’ud meminta eksekutif segera mengevaluasi program pemerintah guna menekan jumlah warga miskin.
Betapa tidak, warga miskin di Mamuju terus bertambah, tiga tahun terakhir. Di tahun 2016 sebanyak 17,47 ribu jiwa. Sementara tahun selanjutnya naik menjadi 19,11 ribu jiwa. Angka itu kembali meningkat di 2018 menjadi 20,42 ribu jiwa.
Peningkatannya cukup mengherankan, kata Ado. Secara nasional warga miskin di Indonesia turun. Sedangkan di Mamuju justru terus meningkat. Padahal, setiap tahun Pemkab Mamuju mengalokasikan anggaran untuk menekan jumlah warga miskin.
“Tapi ternyata anggaran yang digelontorkan, tidak bisa jadi stimulan. Ada yang keliru dalam penganggaran kita. Iya (programnya kurang maksimal, red). Ini harus jadi perhatian khusus,” ketus Ado, Kamis 20 Juni.Ado meminta Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappepan) Mamuju lekas bertindak. Utamanya mengevaluasi seluruh program kerja OPD yang progresnya tak efektif dan maksimal.
“Bapepan harus mengkaji ulang. Apakah memang programnya sudah tepat sasaran. Kita harus mengintervensi untuk memaksimalkan penekanan jumlah warga miskin itu. Ini harus segera dievaluasi,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Sulbar, Win Rizal menjelaskan, peningkatan warga miskin dipicu meningkatnya Garis Kemiskinan (GK), angka kelahiran, dan perpindahan penduduk alias migrasi.
“Perkembangan penduduk miskin di Kabupaten Mamuju memang demikian. Kenaikan garis kemiskinannya sejak 2016 hingga 2018 sekira 13 persen. Paling tinggi dibandingkan kabupaten lain di Sulbar,” ungkap Win Rizal.
Sekkab Mamuju, Suaib Kamba yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon belum merespon. (Saharuddin Nasrun)
Komentar