2enam.com, Mamuju : Dalam pelaksanaan Pemilu 2019 nantinya, untuk tingkat kerawanan konflik, Sulawesi Barat (Sulbar) masuk dalam kategori agak rawan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolda Sulbar, Brigjen Pol Baharudin Djafar saat ditemui usai Apel Gelar Pasukan di Depan Makodim 1418 Mamuju, Jumat (22/03/19).
“Untuk kerawanan pemilu di Sulbar, ini kita termasuk yang agak rawan, tapi tidak menjadi prioritas kerawanannya, ini yang membuat kita harus lebih serius didalam menghadapinya,” ungkap Kapolda.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kapolda menuturkan, akan dilakukan pembagian petugas yang akan mengamankan tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Antisipasi kita dengan melakukan pembagian petugas dilapangan, mulai dari TPS sampai ke KPU harus jelas, siapa yang bertanggungjawab kepada setiap kotak TPS ,” tutur Kapolda.
Lanjut Kapolda, nantinya akan ada petugas dari Polri, TNI dan Bawaslu yang akan memantau jalannya proses Pemilu di TPS.
“Akan ada anggota Polri, TNI dan Bawaslu yang memantau di TPS. Kita juga sudah sampaikan, bahwa, jika terdapat masalah jangan diangkat ke tingkat yang lebih tinggi sebelum selesai di TPS, karena di TPS lengkap unsurnya disana,” jelas Kapolda.
Sementara itu, Ketua KPU Sulbar, Rustang Mengatakan, ancaman kerawanan dari pelaksanaan Pemilu di Sulbar hanya berasal dari segi geografis.
“TPS yang kita anggap rawan hanya dari segi geografis saja, itu berada di Kabupaten Polman dan Mamasa. Kalau dari segi ancaman keamanan itu tidak ada,” kata Rustang.
Tidak adanya ancaman keamanan menurut Rustang, sebab sudah ada jaminan keamanan dari semua pihak untuk mensukseskan pelaksanaan Pemilu 2019 di Tanah Malaqbi ini.
“Karena dengan adanya jaminan keamanan dari seluruh stekholder termasuk TNI-Polri dan masyarakat, kami (KPU) makin tenang dalam bekeja sesuai dengan prosedur yang ada,” pungkas Rustang. (74b*)
Komentar