Guru PAUD Siola Dibekali Wawasan Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana

Mamuju, Sulbar22 Dilihat

2enam.com, Mamuju : PTT Exprolation and Production Public (PTTEP) Indonesia berjasama Yayasan Karampuang dan Indonesian Magnificence of Zakat (IMZ), kembali menggelar diklat khusus bagi guru PAUD Siola, di Sulbar.

Mereka dibekali wawasan kesiapsiagaan dan penanganan bencana serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Diklat dihadiri 23 guru PAUD Siola dari Kabupaten Polman, Majene dan Mamuju. Terlaksana sejak Senin 25, hingga Kamis 28 Februari, di ruang Merak, d’Maleo Hotel and Convention, Kamis 28 Februari.

Guru PAUD Siola Dibekali Wawasan Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana

 

Ketua Yayasan Karampuang, Ija Sahruni menjelaskan, diklat berlangsung tiga hari. Hari pertama, mereka dibina kesiapsiaagaan bencana. Baik bajir, gempa bumi, kebakaran dan bencana lain. Hari kedua, mempraktekkan penanganannya. Termasuk cara memberi pertolongan melalui P3K, CPR dan proses evakuasi.

“Akhir-akhir ini kerap terjadi bencana. Atas dasar itu mereka dibekali wawasan kesiapsiagaan. jadi apabila ada bencana, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Khusus kebakaran, kami bersinergi dengan Damkar untuk simulasi,” kata Ija, Kamis 28 Februari.

Sambungnya, untuk hari ketiga, mereka diajar untuk menciptakan suasana mengajar yang menyenangkan. Mulai mengidentifikasi dan
membentuk karakter serta mengembangkan saraf motorik dan kognitifnya. Memaksimalkan pembelajaran, para guru juga dibina untuk membuat permainan sederhana dengan meminimalir biaya. Termasuk mendongeng.

“Salah satu mengefektifkan edukasi melalui permainan. Nah disini, mereka dituntut berinovasi membuat permainan. Tak perlu mewah, sederhana saja, dengan memamfaatkan bahan bekas atau dari alam. Yang penting substansi utamanya tersampaikan,” sebutnya.

Manajer Training & Consulting DDCU IMZ, Prasetyo Wibowo mengungkapkan, pelatihan dasar tanggap bencana yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari serangkaian peristiwa bencana alam maupun bencana non alam yang kerap terjadi di indonesia.
Materi yang diberikan sekaitan di antaranya, membuat jalur evakuasi, pertolongan pertama bagi korban serta trauma healing bagi anak-anak yang panik ketika terjadi bencana.

“Para guru dan pengelola PAUD ini sengaja kita latih, agar nantinya apabila terjadi sesuatu hal seperti bencana alam ataupun musibah lain, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan,” tandas Prasetyo.

Memaksimalkan kegawatdaruratan dan tanggap bencana, Prasetyo mengimbau guru dan pengelola PAUD memetakan risiko bencana dan denah evakuasi.

“Supaya mereka bisa meminimalisir bencana dan melakukan evakuasi dengan cepat. Kami pun berikan peralatan safety first, yang dapat digunakan apabila terjadi bencana,” tutupnya. (Saharuddin Nasrun*)

Komentar