Ironi Pengadaan Ambulans Perairan Bagi Warga Balabalakang

2enam.com, Mamuju : Ambulans perairan PKM Balabalakang dan feri mini bernasib sama. Kedua pengadaan barang Pemkab Mamuju itu, rusak sebelum beroperasi.

Ambulans tersebut diprogramkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju, tahun 2018. Pagu anggaran Rp 330 juta menggunakan APBD. Dilelang dengan kode RUP 15963533. Dimenangkan CV Lima Muda dengan penawaran Rp 328.500.000. Sayang, ambulans tersebut bocor sebelum berlayar.

Menurut penjaga ambulans perairan, Rian (41), sudah sebulan kapal tersebut berlabuh di dermaga, di Kelurahan Rangas, Simboro. Setiap hari air genangan dalam kapal dipompa, agar tak karam.

Ironi Pengadaan Ambulans Perairan Bagi Warga Balabalakang

“Kalau tidak dipompa dua hari, airnya mencapai 30 sentimeter (cm) pak. Itu pun air laut kadang surut. Kalau kapal ini terus terapung, pasti genangan air lebih dalam lagi,” beber Rian, Rabu 27 Februari.

Kondisi kapal pun memprihatinkan. Beberapa bagian pada dinding luar kapal berlubang. Bahkan ada yang disumpal menggunakan potongan karet. Tak hanya itu, banyak tiram menempel di bagian dinding bagian bawah kapal. Bahkan baling-baling dan mesin kapal berkarat.

“Pengalaman saya sebagai nelayan, kalau kondisinya begini, artinya kapal ini sudah lama. Hanya diperbarui bagian ruangannya saja. Itu pun dempulnya sudah ada yang terkelupas. Kalau baru, setahun pun kondisi tidak akan begini,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinkes Mamuju, dr.g Firmon mengaku baru tahu kalau kapal tersebut rusak. Setelah itu langsung meninjau kapal dan memang terjadi kerusakan. Setahu dia, kapal tersebut baru. Diketahui setelah Firmon menyaksikan sendiri proses pengecatan dan pemasangan jendela serta pintu kapal.

Ironi Pengadaan Ambulans Perairan Bagi Warga Balabalakang

“Saya lihat sendiri kapal itu dan memang baru. Makanya saya yakin, tidak mungkin kapal itu bekas,” tepis drg Firmon.

Disebutkan, Dinkes Mamuju akan bertanggungjawab atas kerusakan tersebut. dr.g Firmon akan membenahi kapal tersebut hingga bisa dioperasionalkan kembali.

“Kapal ini kan sudah diserahterimakan. Jadi mau tidak mau harus diperbaiki. Nanti pakai anggaran pribadi. Ini sudah risiko,” pungkasnya. (Saharuddin Nasrun/red*)

Komentar