Minim Pengetahuan Demokrasi Disinyalir Jadi Pemicu Marak APK Rusak

Mamuju, Sulbar12 Dilihat

2enam.com, Mamuju : Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulbar memiliki argumen berbeda terkait pelbagai aktivitas pengrusakan Alat Peraga Kampanye (APK).

Menurut Koordinator JaDI Sulbar, Rehang Mas’ud, pengrusakan itu didasari kurangnya pengetahuan oknum terhadap demokrasi. Akibatnya, mereka leluasa melakukan pengrusakan tanpa memikirkan dampak buruk di lingkungan masyarakat. Khususnya keselamatan mereka sendiri, jika saja ulah mereka terendus lawan politik.

“Ini bahaya. Apalagi jika oknum itu diketahui pendukung lain. Bisa-bisa terjadi adu fisik. Warga harus disadarkan akan pentingnya saling menghargai dan berdemokrasi. Bila tidak pemilu damai tak akan terwujud,” kata Rehang, belum lama ini.

Rehang membeberkan, minimnya pengetahuan warga berdemokrasi bukan representatif penyelengaran pemilu lamban sosialisasi. Namun perlu upaya ekstra melakukan kunjungan ke lapangan untuk mengedukasi secara persuasif.

“Bukan tidak efektif. Saya menilai penyelenggara sudah bekerja dengan baik dan maksimal. Tapi perlu masif lagi.

Dia menawarkan opsi, agar pemilu damai terimplementasi. Rehang menjelaskan, selama ini penyelenggara dominan melakukan sosialisasi secara resmi kepada tokoh agama, pemuda, adat dan tokoh masyarakat. Upaya itu dinilai belum maksimal dan tidak menjamin sosialisasi yang diberikan disebarluaskan kepada warga.

“Mungkin penyelenggara bisa menyasar warga melalui sistem keluarga. Seperti mendatangi warga, atau berkunjung ke tengah masyarakat yang tengah berkumpul. Jadi tidak serta-merta harus bertatap muka dalam kelas atau kegiatan resmi. Apalagi dalam kondisi itu, mereka bisa mendengar secara saksama tentang arti pemilu damai dan berdemokrasi,” tandas Rehang. (54h*)

Komentar