BKKBN Sulbar Sajikan RPJMN SKAP Program KKBPK

Mamuju, Sulbar60 Dilihat

2enam.com, Mamuju : Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Barat, menyajikan hasil survei RPJMN perwakilan BKKBN Sulbar 2018 di Matos Hotel Mamuju, Minggu 2 November.

Kasubid Latbang BKKBN Sulbar, Suardi S.Sos. M.M menjelaskan bahwa RPJMN 2015-2019 merupakan tahapan keempat dari RPJMN 2005-2025. Survei Indikator Kinerja RPJMN 2015 untuk memotret pencapaian program, dirancang menghasilkan estimasi parameter tingkat provinsi dan nasional.

“Untuk mengetahui pencapaian hasil indikator kinerja pencapaian program kependudukan dan KB yang tertuang pada RPJMN 2015-2019, meliputi aspek keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, pemberdayaan dan ketahanan keluarga, keterpaparan informasi kependudukan dan KB dari media serta pengetahuan, sikap dan praktek tentang kependudukan,” papar Suardi saat menyampaikan laporan di depan 35 peserta.

Indikator kinerja yang dihasilkan pada survei ini, antara lain; pada aspek keluarga berencana meliputi pengetahuan pasangan usia subur yang mengetahui semua alat atau cara KB modern, aspek kesehatan reproduksi remaja meliputi indeks pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.

“Kita juga menyurvei pada aspek keterpaparan informasi kependudukan dan KB dari media, indikatornya adalah persentase PUS, WUS, remaja, keluarga yang mendapat informasi program KKBPK melalui media massa, media luar ruang, media lini bawah, serta lini lapangan. Pada pengetahuan kependudukan, indikatornya adalah indeks pengetahuan masyarakat tentang isu kependudukan,” imbuhnya.

Kegiatan tahun ini, berupaya melibatkan beberapa instansi terkait, sebab beberapa indikator bukan hanya diintervensi oleh BKKBN. “Kami mengundang peserta dari berbagai isntansi terkait supaya mereka mengetahui bahwa ada data yang sangat akurat di BKKBN. Terpenting, menyatukan persepsi terhadap program KKBPK dan peran peserta setelah melihat indikator yang kita sajikan,” terang Kepala BKKBN Sulbar, Andi Ritamariani.

Dijelaskan, program BKKBN tidak berdiri sendiri untuk dilaksanakan melainkan harus bergandengan tangan. “Selama ini kita tidak pernah bersinergi, kami jalan ke kiri kalian jalan kekanan bahkan ada yang lurus, akhirnya tidak ketemu. Seharusnya kita bergandengan tangan,” tegas Ritamariani. (54h*)

Komentar