2enam.com, Mamuju : Kerukunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Bonehau (KPPMB) menolak keras kehadiran Bupati Mamuju, Habsi Wahid yang berencana melangsungkan program Sabahat Rakyat di Kecamatan Bonehau, bulan ini.
Aksi penolakan itu terlontar, akibat banyaknya persoalan di Kecamatan Bonehau yang belum teratasi. Bahkan Habsi Wahid dinilai tak serius membenahi kecamatan itu. Merasa geram, KPPMB lantas membuat seruan aksi penolakan.
Merealisasikan penolakannya, mereka berencana memblokade jalan. Jika Pemkab Mamuju nekad, KPPMB akan melakukan unjuk rasa di titik pelaksaan Sahabat Rakyat.
“Kalau tetap datang, kami akan memutus jembatan. Supaya mereka (Pemkab Mamuju, red) tak bisa kembali ke Mamuju,” kecam Koordinator lapangan, Andi Paningaran, Senin 15 Oktober, siang tadi.
Menurut Andi, sebelum menjabat, Habsi Wahid telah menaruh janji kepada warga. Jika terpilih menjadi bupati, ia akan meningkatkan layanan di sektor pendidikan dan kesehatan. Namun hingga kini minim realisasi.
“Pendidikan memprihatinkan. Bahkan ada satu sekolah gurunya hanya itu. Itu pun merangkap jadi kepala sekolah. Sementa puskesmas yang dibangun terkesan asal jadi. Minim fasilitas dan tenaga medis,” ungkapnya.
Ditambah lagi, kata Andi, untuk membangunan daerah tidak harus berkunjung. Pemkab Mamuju bisa langsung memasukkan berbagai program pembangunan ke RKPD. Namun jika hanya untuk mengetahui persoalan diderita warga, Andi menilai itu upaya itu kurang bermamfaat. Bupati pernah ke Kecamatan Bonehau untuk berinteraksi dengan warga.
“Tapi selama menjabat kan jarang kesini (Bonehau, red). Makanya kami menduga kedatangannya ada sarat politik. Apalagi dia (bupati, red) ketua partai dan terdaftar sebagai peserta pemilu 2019. Sehingga kami menolak keras kedatangan itu,” pungkas Andi.
Sementara saat hendak melakukan konfirmasi ke Bupati Mamuju, Habsi Wahid, bersangkutan tak berada di kantor. Via telepon tidak tersambung. (54h*)
Komentar