2enam.com, Polman : Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Pitu Ulunna Salu (IPMAPUS) Cabang Mamuju menggelar aksi unjuk rasa di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispenbud) Sulbar., Kamis (02/08/18).
Puluhan massa aksi meminta Dispenbud Sulbar untuk mempertanggunjawabkan perihal redaksi dalam Muatan Lokal (Mulok) yang menyebut Bahasa Pitu Ulunna Salu (PUS) tidak jelas dan tidak berwujud.
Korlap aksi Rhyank dalam orasinya mengatakan, kehadiran mereka untuk meminta keadilan, karena menurutnya dalam muatan lokal terdapat poin-poin yang telah menyakiti hati masyarakat PUS.
“Dr. Ramli sebagai perumus Mulok harus meminta maaf kepada masyarakat PUS dan seluruh masyarakat Sulbar,” katanya.
Tak hanya itu Rhyank juga mengungkapkan, pernyataan yang dianggap menghina masyarakat PUS sudah menjadi pembicaraan sampai ditingkat adat suku tersebut.
“Ini sudah menjadi komsumsi publik, karena sebelum kami aksi kami meminta restu kepada orang tua kami. Seperti pedoman kami yaitu Ada Tuo. Jadi kami harus menyelesaikan dulu secara persuasif, kalau secara baik-baik kami tidak diindahkan, keluarga kami tokoh kami akan turun,” ungkapnya.
Adapun dalam aksi tersebut massa menuntut tiga (3) hal, yakni.
1. Dr. Ramli harus mengklarifikasi dan meminta maaf kepada masyarakat PUS secara terbuka.
2. Penamaan muatan lokal Sastra dan Bahasa Mandar harus dirubah dengan nama yang lebih mengakomodir secara kesuluruhan suku yang ada di Sulbar, yaitu Sastra dan kearifan lokal Sulbar.
3. Apabila pada poin kedua tidak dapat diwujudkan maka muatan lokal tidak usah diterapkan, karena dianggap berpotensi memicu konflik etnis.
Apa bila ketiga tuntutan tersebut tidak dipenuhi menurut Rhyank, massa IPMAPUS akan melakukan aduan kepada pihak berwajib.
“Kalau ketiga poin tersebut pihak Dispenbud Sulbar tidak menyepakati, maka kita akan memproses secara hukum delik aduan kepihak yang berwajib,” tutupnya. (74b*)
Komentar