2enam.com, Mamuju : Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Kabupaten Mamuju melakukan untuk rasa masalah kesejahtran petani di Simpang Lima Kali Mamuju, Jumat (20/04/18).
Dalam aksinya FPPI Mamuju menurunkan puluhan massa, yang mana silih berganti melakukan orasi menuntut berbagai permasalahan pertanian di negeri ini, terutama mengenai kesejahtraan para petani.
Adapun tuntutan FPPI dalam aksi kali ini dicantumkan dalam 10 poin yakni. Hentikan kriminalisasi petani, tanah untuk rakyat, investasi asing, sejahterakan petani melalui UU No.19 Tahun 2013, stop alih fungsi lahan, tolak tambang uranium, cabut izin PT Bara Indoco di Sulbar, stop impor beras, turunkan harga BBM, serta peta hak guna usaha.
Korlap aksi, Irfan mengatakan aksi mereka hanya semata-mata untuk kepentingan para petani yang saat ini jauh dari kata sejahtera.
“Kami melakukan aksi ini hanya semata-mata itu demi kepentingan masyarakat terkhususnya petani, yang semakin terpuruk dan tidak sejahtera,” katanya.
“Hari ini para pemerintah-pemerintah hanya bisa membohongi masyarakat, terutama kaum perani, dimana mereka disirami janji-janji kesejahtraan oleg pemerintah,” katanya lebih lanjut.
Lanjut Irfan, saat ini banyak konflik agraria yang melibatkan para petani dengan pihak pemerintah maupun perusahaan, dimana dalam hal ini petani sangat dirugikan.
“Konflik agraria dan terjadinya alih fungsi lahan kerap terjadi di Sulbar dengan adanya pembangunan infrastruktur oleh pemeribtah, serta perluasan perusahaan sawit yang terjadi di Pasangkayu dan mateng, yang memicu terjadi konflik agraria antara petani dan perusahaan,” katanya.
Lebih lanjut Irfan menuturkan nawacita yang didengungkan oleh pemerintahan Jokowi-JK gagal total karena saat ini Indonesia melakukan impor beras dari luar negeri yang mana sangat tidak mensejahterakan para petani Indonesia.
“Sampai hari ini Indonesia masih menjadi negara yang langganan impor negara asing, yang masih terjadi di tahun 2018 dimana beras dan garam kita masih impor dari negara asing,” tuturnya.
“Ketika hari ini petani tidak sejahtra, maka ketahanan pangan pun cuma omong kosong belaka. Tetapi dengan sejahteranya seluruh petani maka yakin dan percaya negara ini pun akan sejahtera,” tutupnya. (74b*)
Komentar