2enam.com, Mamuju : Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Kelas II Mamuju meminta penambak udang mewaspadai penyebaran virus pada biota udang.
Kepala SKIPM Kelas II Mamuju, Abdur Rohman mengatakan, terdapat dua virus yang kerap menginveksi udang. Yaitu Penyakit virus IHHNV (Infectious Hypodermal and Hematopoitic Necrosis Virus) dan Taura Syndrome Virus (TSV). Akibat inveksi virus ini, bibit udang penambak bisa mati dalam jangka waktu paling lama sepekan.
“Mayoritas yang terinfeksi jenis udang vaname dan windu. Kalau sudah terinveksi, maka besar kemungkinan gagal panen. Tergantung usia bibitnya. Makin dini maka maka kemungkinan gagalnya juga maki besar,” ujarnya, Senin (09/04/18).
Disebutkan, virus ini berkembang berdasarkan dua faktor. Bibit dari luar sudah terjangkit virus sejak awal, lalu menularkan ke bibit lain dan lingkungan tambak yang kotor. Adapun
ciri-ciri bibit atau udang yang terjangkit virus yaitu, ujung ekor akan berwarna merah, bercak hitam di kulit, kulitnya jadi lunak. Tapi ada juga yang terinveksi tapi tidak terdeteksi secara kasat mata. Tapi hanya bisa diindentifikasi melalui uji laboratorium.
“Tapi ciri-ciri mencoloknya terjadi kematian massal. Untuk itu warga harus tetap menjaga kebersihan tambaknya, supaya virus tidak berkembang,” sebutnya.
Kepala SKIPM Mamuju mengaku, untuk mengantisipasi terjadinya perkembangan virus tersebut, pihaknya memperketat ekspor bibit dari luar daerah. Khusus di dalam daerah, pihaknya fokus pada monitoring ke setiap tambak selama dua kali setahun.
“Kalau bibit mau masuk ke daerah, harus punya izin dan bebas penyakit. Kalau tidak, kami sita. Untuk tambak kami juga pantau, kalau ada ciri-ciri virus, kami ditindaklanjuti bersama DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan, red) setiap daerah, untuk diminimalisir dan dihilangkan virusnya,” katanya.
Meski mengandung virus, Kepala SKIPM Mamuju meminta warga tidak perlu khawatir. Virus tersebut tidak akan menginveksi manusia. Hanya menular di sesama biota saja. Meski demikian, warga harus tetap mengolah bahan makanan tersebut dengan baik.
“Ini tidak berbahaya bagi manusia. Apalagi kalau sudah dimasak, karena virusnya mati. Tapi ada baiknya tetap menjaga kebersihan sebagai upaya antisipasi,” tutupnya. (74b*)
Komentar