2enam.com, Mamuju -Hadirnya program peremajaan kelapa sawit yang digelontorkan pemerintah pusat senilai Rp5 triliun, tentu menjadi kabar terindah bagi petani yang ada di Sulawesi Barat.
Tak tetkecuali, Ketua Pansus Harga Tandang Buah Segar (TBS) DPRD Sulbar, Rayu turut sumbringah mendengar kabar terhadap program replanting untuk meremajakan komoditi unggulan kelapa sawit di Matra.
“Saya senang dapat informasi bahwa Wagub sukses melobi anggaran berlimpah dari Dirjen Perkebuban Kementerian Pertanian untuk membantu petani sawit di Sulbar. Tipikal pemimpin seperti Ibu Enny yang layak jadi panutan karena telah berjuang untuk petani, ” kata Rayu yang ditemui digedung DPRD Sulbar di Mamuju, 22/2.
Rayu yang juga politisi PDI-P Sulbar ini berjanji akan ikut mengawal program tersebut untuk memenuhi tuntutan petani sawit yang ada di Pasangkayu, Mateng dan Mamuju.
“Nanti kami ingatkan Dinas pertanian untuk segera menyiapkan data base yang dibutuhkan Dirjen Perkebunan. Ini program bagus yang harus kita kawal dengan baik, ” katanya.
Hal ini juga diapresiasi anggota DPRD Sulbar, H Haris terhadap program replanting peremajaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini.
“Satu kata yang saya sampaikan. Terimah kasih bu Wagub yang telah berjuang untuk petani, ” ucap Haris politisi partai Gerindra dapil Mateng ini.
Daerah Sulbar yang dikenal dengan potensi perkebunan kelapa sawit ini pun memang butuh perhatian karena menjadi penyanggah ekonomi rakyat, khususnya di daerah ujung utara Sulbar, Kabupaten Pasangkayu, Mamuju Tengah dan sebagian di kabupaten Mamuju.
Wakil Gubernur Sulbar, Enny Anggraeni Anwar mengakui, jika akhir-akhir ini telah membangun komunikasi dengan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian di Jakarta.
Program ini kata Enny, merupakan kegiatan replanting atau peremajaan tanaman sawit yang diproyeksikan bagi daerah sentra pengembangan komoditi minyak sawit.
Sebetulnya program peremajaan sawit ini tidak datang begitu saja. Tetapi hal ini tidak lepas dari hubungan emosional yang telah terbangun selama ini.
“Saya banyak belajar ke bapak (Anwar Adnan Saleh. red) tentang pentingnya membangun hubungan baik kepada siapa saja. Alhamdulillah, berkat hubungan baik ini akhirnya kita dimudahkan untuk mendapatkan atas apa yang kita inginkan,” ujarnya lagi.
Wagub menguraikan, program peremajaan tanaman kakao ini diperuntukkan untuk perkebunan rakyat dan bukan untuk perusahaan sawit. Nantinya, setiap petani akan mendapatkan bantuan pendananaan sebesar Rp25 juta per hektare dengan luas areal empat hektare untuk masing masing petani.
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Dinas Pertanian untuk segera menyiapkan data base kawasan areal perkebunan tanaman sawit yang butuh diremajakan.
“Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Pertanian untuk merespon program itu. Kesempatan ini harus dimaksimalkan untuk membantu petani sawit yang ada di Sulbar,” papar Enny yang juga ketua FKPPI Sulbar ini. (AA*)
Komentar