Lawan Korupsi, Kemenkeu Ajak Masyarakat Konsen Mengawal APBN

Mamuju, Sulbar19 Dilihat

2enam.com, Mamuju, Korupsi merupakan suatu momok yang sangat serius bagi pembangunan suatu pemerintahan, Maka dari itu Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Keuangan Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan giat senam bersama segaligus penantanganan spanduk tolak korupsi untuk memperingati Hari Anti Korupsi International 9 Desember 2017 di Anjungan Pantai Manakarra Mamuju, Minggu (17/12/17).

Kepala Kanwil Kementrian Keuangan Sulbar Syaiful Islam mengatakan, jika kegiatan ini untuk mengenalkan kepada masyarakat gerakan bersama melawan korupsi.

Lawan Korupsi, Kemenkeu Ajak Masyarakat Konsen Mengawal APBN

“Kita ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa saat ini di Indonesia ada suatu gerakan bersama untuk melawan korupsi, karena indeks persepsi korupsi di Indonesia dibanding dengan negara-negara lain masih cukup tertinggal,” ujar Syaiful.

Lanjut Kepala Kanwil Kemenkeu Sulbar, hal tersebut bukan alasan untuk berputus asa dalam melawan korupsi, namun dapat menjadi penggerak untuk bersama malawan korupsi.

“Tapi kita tidak boleh berputus asa dan terus maju untuk melawan korupsi, dengan cara bersama-sama kita ajak masyarakat untuk mengenal apa itu korupsi yang bisa merugikan negara dan bagemana kita bisa mengatasinya, dengan bergerak secara bersama-sama untuk melawan,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan jika tidak hanya melalui kegiatan seperti ini saja usaha Kemenkeu dalam melawan korupsi, namun juga melalu lini media massa.

“Kita berusaha juga berkomunikasi dengan teman-teman media, diantaranya dengan melakukan talk show sebagai sarana edukasi publik yang diwakili oleh kantor-kantor pelayanan keuangan yang ada di Kementrian Keuangan, diantaranya dari kantor pelayanan pajak Mamuju,” jelasnya.

“Seperti kita ketahui bahwa ada dua pintu korupasi yang sangat besar, yang pertama melalui APBN, yang kedua dalam bentuk pelayanan publik kepada masyarakat, kami sebagai pengelola APBN, itu sangat konsen untuk mengawal APBN, baik dari sisi pendapatannya maupun belanja, karena sangat rawan disalahgunakan ” tutup Syaiful menjelaskan mengenai pintu terbesar dalam melakukan korupsi. (74b*)

Komentar