Bappepan Sasar 3 Desa Pilot Project Tuntas GKB

Mamuju, Sulbar48 Dilihat

2enam.com, Mamuju, Setelah tercatat sebagai rekor pengembalian anak putus sekolah terbanyak dengan jumlah 3.376 merupakan catatan pertama dalam sejarah Museum Rekor – Dunia Indonesia (MURI) yang telah dilaksanakan pada 19 November 2016, kini Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bappepan), Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat (PEMMAS) akan kembali menyasar tiga desa yang akan menjadi pilot project untuk menuntaskan gerakan kembali bersekolah (GKB) , pasalnya meski telah mencatatkan angka yang sangat fantastis ternyata masih terdapat enam ribu lebih anak putus sekolah yang masih harus mendapat sentuhan untuk dikembalikan ke bangku sekolah, berdasarkan komitmen dari kepala desa yang peduli pada layanan dasara pendidikan di desanya.

Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat Bapepan Mamuju Muhammad Hasrul mengatakan, pemilihan objek tiga desa sebagai pilot project lebih disebabkan adanya komitmen dari aparat tiga desa yakni Desa Botteng Utara Kec. Simboro 13 anak, Desa Dungkait Kec. Tapalang Barat 21 anak, dan Desa Bunde Kec. Sampaga sebanyak 19 anak untuk berkomitmen dan peduli terhadap layanan dasar pendidikan bagi warganya.

Mulai merealisasi rencana itu, Bappepan telah menggelar pertemuan terbatas dengan stakeholders terkait. Selasa, (23 Mei 2017) Di Ruang Kerja Kabid PEMMAS yang mengkerucut munculnya sejumlah harapan diantaranya dari Camat Tapalang Barat Mustambit Ahad yang mengatakan hendaknya pendataan anak yang tidak bersekolah bisa terkoordinasi dengan baik antara pihak pendata dan aparat pemerintah kecamatan maupun desa, sehingga dapat di peroleh angka yang valid, serta Para Camat yang terlibat juga telah memberikan dukungan.

Setelah itu, masih akan dilakukan Sosialisasi antara Pemerintah Desa dengan orang tua anak, juga membangun kesepakatan bersama sebelum melakukan gerakan kembali bersekolah serta diharapkan kepada orang tua anak bahwa setelah anak dikembalikan itu, masih harus dilakukan pengawasan terhadap anak. (HMS. LSDH*)

Komentar