Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Barat kembali menggelar sosialisasi terkait uang rupiah tahun emisi (TE) 2016 ke masyarakat, kali ini yang disasar adalah Personil serta Ibu Ibu persit Kartika Kodim 1418 Mamuju, jumat 03 Februari 2017, di Halaman Upacara Kodim 1418 Mamuju
Selain untuk mengantisipasi isu-isu negatif terkait uang rupiah, pihak BI Perwakilan Sulawesi Barat juga melakukan sosialisasi uang rupiah TE 2016, baik terkait ciri uang rupiah, pecahan rupiah baru dan soal masih terbatasnya jumlah penukaran uang rupiah baru TE 2016 oleh pihak BI.
“Kalau soal penukaran uang rupiah yang baru (TE 2016), BI memang masih membatasi jumlahnya. Baik penukaran langsung oleh masyarakat maupun permintaan perbankan,” ungkap Deputi Kepala Perwakilan BI Sulbar Tri Adi Riyanto
Hal ini juga untuk menjawab persoalan yang ditemui , di mana sebagian masyarakat meminta penukaran uang rupiah baru TE 2016 dalam jumlah yang banyak, sementara stok yang disalurkan oleh BI jumlahnya masih terbatas.
Masih sedikitnya jumlah uang rupiah baru TE 2016 tersebut juga karena uang rupiah TE 2016 juga masih dalam tahap pengenalan, sehingga jumlahnya masih terbatas.
Sosialisasi tersebut juga dilakukan untuk lebih memperkenalkan pecahan uang baru TE 2016. Di mana penyeragaman mata uang dengan dua sisi mata uang yang menggunakan gambar yang juga mewakilih wilayah dari Sabang hingga Merauke.
Pihak BI memperkenalkan langsung ciri-ciri dan tampilan uang rupiah ke seluruh peserta sosialisasi. Diantaranya bagian depan mata uang yang berisikan gambar Pahlawan Tanah Air, sedangkan untuk bagian belakangnya bergambar tarian dan keindahan khas Nusantara.
Pada tampilan mata uang baru ini juga dilakukan sistem penguatan keamanan guna mencegah dan menanggulangi risiko pemalsuan uang, dan juga penyempurnaan fitur untuk para penyandang disabilitas khususnya tuna netra dengan menggunakan sistem blind code.
Dikatakan, penguatan sistem keamanan yang diterapkan pada mata uang NKRI TE 2016 diantaranya dengan melakukan color shifting, rainbow feature, latent image, ultra violet feature, blind code atau tactile effect, serta rectoverso.
Terkait isu yang beredar di masyarakat tentang mata uang TE 2016 ini yang dikabarkan bukan dibuat langsung oleh Peruri, secara tegas juga dibantah oleh pihak BI.
Percetakan uang Rupiah TE 2016 seluruhnya dicetak oleh Perum Peruri, yang telah diundangkan dalam UU Pasal 14. Perihal tentang pewarnaan dan logo baru yang mirip dengan negara lain, hal tersebut juga tidak benar.
Seperti yang diketahui, bahwa peresmian mata uang Rupiah TE 2016 ini telah diresmikan secara langsung oleh Presiden RI, Joko widodo pada 19 Desember 2016 lalu. Semua tampilan pecahan mata uang dari Rp 100 ribu hingga Rp 100 mengalami perubahan, terkecuali pada uang pecahan Rp 100 ribu yang tetap menampilkan gambar sang proklamator Ir Soekarno dan Moh Hatta.
uang Rupiah TE 2016 dilengkapi pula dengan berbagai unsur pengaman, yang bertujuan melindungi uang dari unsur pemalsuan. Seluruh unsur pengaman tersebut dapat memudahkan masyarakat dalam mengenali keaslian uang dengan menerapkan 3D (dilihat, diraba, diterawang).
Gambar yang dipersepsikan oleh sebagian pihak sebagai simbol palu dan arit merupakan logo Bank Indonesia yang dipotong secara diagonal, sehingga membentuk ornamen yang tidak beraturan.
“Gambar itu merupakan gambar saling isi (rectoverso), yang merupakan bagian dari unsur pengaman uang Rupiah. Sistem pengamanan seperti ini dianggap paling sulit untuk dipalsukan,” tegas Tri Adi Riyanto (*)
Komentar