2enam.com, Palopo, Berawal dari kekecewaan Baginda Sawerigading tatkala cintanya ditolak oleh adiknya sendiri yaitu We tenri Abeng, beliau memutuskan akan meninggalkan negeri Luwu ini untuk mencari sang pujaan hatinya.
Atas petunjuk adiknya juga, Sawerigading berangkat ke negeri cina untuk menyusul sepupu sekali yaitu we cuddai daeng ri sompa. Dalam perjalanan ke negeri cina, beliau 7 kali dihadang oleh musuh yang terakhir adalah seorang putera raja yang berasal dari pulau jawa.
Dengan ketulusan hati yang disepakati adat 12 kedatuan luwu, maka badik yang diserahkan kepada Pangdam VII/Wrb Mayjen TNI Agus Surya Bakti bernama La Settia Bonga.
Sebelum pelaksanaan Prosesi jamuan Makan kerajaan, sebelumnya dilaksanakan prosesi pencucian pusaka kerajaan yang di hadiri oleh Pangdam VII/Wrb, Irdam VII/Wrb, Danrem 142/Tatag, Kaajendam, kapendam, Dandim 1403, dll.
Sedangkan Datu Luwu ke-XL H. Andi Maradang Mackulai, SH OPU TO BAU memimpin prosesi penyerahan badik pusaka. Prosesi ini bersamaan dengan Napak tilas peradaban besi sulawesi ke-2 di istana Langkanae Kedatuan Luwu Palopo, yang digelar pada 23-27 Desember 2016.
Adapun agenda kegiatan diantaranya jamuan makan malam kerajaan (Matoala), Ritual Ma’tompang, Kirab pusaka. Pameran benda pusaka, seminar metalurgi, ragam pentas seni dan budaya, tari dan lagu tradisional, demonstrasi pesse pesse’ panre bassi ( Ahli pembuat bilah pusaka ).
” Kekuatan kearifan lokal yang ditunjang dengan dukungan dari lapisan masyarakat akan menumbuhkan sinergitas akan menimbulkan kekuatan yang dahsyat dalam menghadapi ancaman bangsa ” Tutur Pangdam dalam sambutannya.
Selain Datu Luwu ke-XL, hadir pula Ketua Dewan adat, Pemangku adat, para perwakilan adat dari masing masing daerah.
hadir pula dalam prosesi jamuan Makan kerajaan (Matoala) dan pemberian Keris pusaka diantaranya : ibu ketua Persit KCK Dam VII, Irdam VII/Wrb, Danrem 142/ Tatag, Kaajendam, Kapendam, Waasintel, Waaslog, Dandim 1408/Makassar, Dandim 1403/Swg, Kapolres Luwu dan Palopo. (Penrem 142/Tatag*)
Komentar