2enam.com, Sulbar,Penyataan Suwadi Idris Amir, direktur Indeks Politika Indonesia (IPI) di rilis oleh salah satu media online (29/11), ditanggapi oleh VO Media Center ABM-Enny, Maenunis Amin.
Menurut Maenunis, IPI kurang akurat dalam melakukan pemetaan atas kondisi 3 kubu pasangan calon. IPI bahkan disebutnya minus variabel metodologis.
“Ukuran metologisnya apa? IPI itukan menyebut dirinya lembaga riset, lah hasil risetnya mana? Tren naik-turunnya 3 Paslon saja tidak diurai, bagaimana mau diukur akurasinya.” Ujar Maenunis.
Direktur Logos ini menantang IPI untuk merilis resmi hasil surveynya.
“Sulbar ini sempit, gampang dipantau. Jadi mengetahui lembaga apa saja yang betul-betul turun survey dengan yang sekedar klaim melakukan survey itu mudah diidentifikasi. Silahkan kalau IPI benar-benar pernah survey, kita uji metodologi dengan 3 hasil survey PolMark dan CRC yang dimiliki ABM-Enny. IPI jangan kayak DII dan SII-lah, terlalu mudah diidentifikasi!” Tantangnya.
Tentang tren stagnan ABM-Enny dibanding dua pesaingnya, Maenunis menjawab singkat.
“Tidak ada istilah stagnan-lah. Tentang pencitraan, belasan media memberitakan ABM-Enny, kadang lebih gencar dibanding SDK-KK ataupun JSM-Hasan. Tentang mobilisasi, kalau yang maksudkan IPI jumlah massa, Teman-teman media lihat sendirikan bagaimana membludaknya massa di tiap kampanye ABM-Enny?!. Jadi, IPI sering-seringlah ke Sulbar, supaya tidak terkesan mengigau kalau berkomentar!”. Tegas pria yang akrab disapa inu ini.(4d1*)
Komentar